MOTIF BELAJAR
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Psikologi Belajar
Dosen Pengampu : Bu Jumarni
Oleh:
Kelompok 4
Kelas 3D
1. Amelia
Permatasari 094101
2. Cornado 094101
3. Evi 094101
4. Laili
Khofiyatuz Zahroh 09410169
5. Nur Hadi 094101
6. Silvi 09410182
7. Wiji
Astutik 094101
8. Zaenul
Umam
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
IKIP PGRI SEMARANG
2010
A. PENGERTIAN MOTIF
Motif merupakan suatu faktor yang amat penting dalam pendidikan, sehingga sering
dikatakan bahwa tindakan yang sadar, dilakukan oleh peserta didik adalah
tindakan yang bermotif. Pendidik perlu menyadari bahwa tingkah laku belajar
timbul akibat adanya motif yang mendorong atau menggerakkan anak untuk belajar. Motif adalah dorongan yang timbul dari dalam
diri seseorang. Motif merupakan salah satu aspek psikis yang paling
berpengaruh dalam tingkah laku individu. Motif diartikan sebagai suatu keadaan yang sangat komplek dalam
organisme (individu) yang mengarahkan perilakunya kepada satu tujuan, baik
disadari atau tidak.
Motif juga diartikan sebagai yang memberikan arah dan energi pada perilaku. Arah
dan energi inilah yang sering disebut juga dengan motivasi Jadi sangat erat kaitannya antara kedua kata
tersebut. Untuk membedakan secara rinci tergantung pada penggunaan kalimat
saja, contoh:
Beberapa hari ini Andi belajar dengan giat
Ø
Kenapa Andi belajar dengan giat? Ada apa dengannya? (Berarti dalam hal
ini anda bertanya motif yang membuat Andi belajar dengan keras). Adanya dorongan
achievement motive (dorongan berprestasi) yang dimiliki oleh Andi membuatnya semangat
belajar menjadi tinggi (motivasi Andi adalah mendapatkan beasiswa dari sekolah)
B. MACAM-MACAM MOTIF
Woodworth dan Marquis mengemukakan bahwa motif itu dapat dibedakan
menjadi:
1.
Motif yang berhubungan dengan kejasmanian (organic
needs), yaitu merupakan notif yang berhubungan dengan kelangsungan hidup
individu atau organisme, misalnya motif minum, makan, kebutuhan pernapasan,
seks, kebutuhan istirahat.
2.
Motif darurat (emergency needs), yaitu motif untuk
tindakan-tindakan yang harus segera dilakukan karena keadaan sekitar
menuntutnya, misalnya motif untuk melepaskan diri dari bahaya, motif melawan,
motif untuk mengatasi rintangan, motif untuk bersaing.
3.
Motif obyektif (objective motives), yaitu merupakan
motif untuk mengadakan hubungan dengan keadaan sekitarnya baik terhadap
orang-orang atau benda-benda misalnya motif eksplorasi, manipulasi, minat.
Minat merupakan motif yang tertuju kepada sesuatu yang khusus. Bila individu
telah memiliki minat terhadap sesuatu, maka perhatiannya akan dengan sendirinya
tertarik pada obyek itu.
Menurut Atto Wilmann di dalam uraiannya tentang pertumbuhan dan
pembentukan manusia, ada enam motif yang
menggerakkan anak mau belajar antara lain:
1.
Motif psikologik. Setiap makhluk hidup mempunyai
dorongan untuk berkembang sesuai dengan caranya masing-masing. Menurut
kodratnya manusia ingin mengetahui sesuatu, bukan hanya kesanggupan mengetahui
sesuatu begitu saja, tetapi juga terdapat kecenderungan untuk bekerja dan
mengenal.
2.
Motif praktis. Pengetahuan mempunyai nilai praktis. Untuk
memperoleh kedudukan dalam hidup pada hakikatnya kita berhasil memenuhi
kebutuhan tertentu.
3.
Motif pembentukan kepribadian. Pengetahuan dan
kesehatan tidaklah hanya menghasilkan saja, tetapi juga menaikan kepribadian
dalam segi estetik dan intelektualistik.
4.
Motif kesusilaan. Terbentuknya kepribadian berarti
bahwa wataknya ikut terbentuk dalam kesusitaan. Belajarlah agar engkau menjadi
lebih bersusila.
5.
Motif sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia harus belajar
segala sesuatu yang layak diketahui dan dikerjakan dalam hidup pergaulan.
6.
Motif ketuhanan. Belajarlah agar dapat mengabdi
padaTuhan. Segalapengetahuan, dan kecakapan kita, harus kita arahkan pada suatu
tingkatan di mana kita dapat menyadari hubungan kita sebagai manusia dengan
Tuhan.
Semua motif
memberi dorongan kuat terhadap belajar. Tetapi motif secara sendiri-sendiri
tidak mencukupi bagi murid untuk belajar, maupun bagi guru yang akan mengajar.
Dorongan atau untuk berkembang dapat dinyatakan oleh kegiatan sendiri terhadap
bahan pengajaran yang menarik. Motif praktis dan minat praktis memperoleh alat
yang tepat dalam pengajaran untuk hidup manti (Jen Lighart). Motif kepribadian
menganggap bahan pengajaran sebagai media untuk pembentukan etik. Motif sosial
membantu dalam pembentukan anak sebagai makhluk sosial. Motif Ketuhanan
meliputi semua motif lainnya dan mempersatukannya, karena pertumbuhan dan
perkembangan pada hakikatnya harus diarahkan pada pengabdian pada-Nya.
C. FUNGSI MOTIF DALAM BELAJAR
Siswa dapat belajar jika ada motif
belajar. Berarti motif sangat berpengaruh bagi belajar siswa. Adapun fungsi
motif sebagai berikut:
- Kegiatan belajar siswa dapat terjadi bila siswa ada perhatian dan dorongan terhadap stimulus belajar (motif belajar). Tanpa adanya motif, siswa tidak akan mau melakukan tindakan belajar. Motif ini dapat berupa motif yang timbul dari dalam diri sendiri (motif intrinsik) maupun motif yang berasal dari luar (motif ekstrinsik).
- Motif yang telah berkembang dalam diri individu merupakan sesuatu yang laten pada diri individu itu yang sewaktu-waktu dapat diaktifkan mendorong terwujudnya suatu tingkah laku. Motif yang sedang aktif, biasa kita sebut motivasi, kekuatannya dapat meningkat, sampai pada taraf yang amat tinggi. Oleh karena itu, di dalam belajar, siswa memerlukan motivasi yang tinggi untuk mendorong tingkah laku belajar agar dapat berprestasi.
- Tindakan belajar yang dilakukan oleh siswa ditimbulkan oleh motif yang berbeda-beda. Motif belajar antara siswa yang satu dengan yang lain berbeda (instrinsik/ekstrinsik). Oleh karena itu, dalam belajar siswa lebih baik didorong oleh motif yang berasal dari dalam dirinya sendiri (intrinsik). Jadi, dengan mengembangkan motif dalam belajar dapat membuat siswa menjadi kreatif dalam bertindak.
- Dengan mempunyai motif, siswa akan terdorong untuk bertingkah laku. Ada motif yang dapat dikembangkan melalui latihan atau belajar. Siswa akan terdorong untuk melakukan berbagai hal. Semakin banyak belajar, siswa akan mendapat banyak pengetahuan dan pengalaman sehingga semakin banyak pula yang dapat dilakukan oleh siswa tersebut. Begitu pula sebaliknya, apabila siswa tidak belajar, maka tidak akan banyak yang dapat dilakukan oleh dirinya di dalam hidupnya.
- Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, seperti timbulnya dorongan untuk belajar.
- berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan.
- Sebagai penggerak, artinya besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu perbuatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar