Sabtu, 26 Januari 2013

Psikologi Belajar


MOTIF BELAJAR

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Belajar
Dosen Pengampu : Bu Jumarni

Ikip


Oleh:
Kelompok 4
Kelas 3D
1. Amelia Permatasari                           094101 
2. Cornado                                            094101
3. Evi                                                    094101
4. Laili Khofiyatuz Zahroh                   09410169
5. Nur Hadi                                          094101
6. Silvi                                                  09410182
7. Wiji Astutik                                      094101
8. Zaenul Umam

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
IKIP PGRI SEMARANG
2010
A. PENGERTIAN MOTIF
            Motif merupakan suatu faktor yang amat penting dalam pendidikan, sehingga sering dikatakan bahwa tindakan yang sadar, dilakukan oleh peserta didik adalah tindakan yang bermotif. Pendidik perlu menyadari bahwa tingkah laku belajar timbul akibat adanya motif yang mendorong atau menggerakkan anak untuk belajar. Motif adalah dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang. Motif merupakan salah satu aspek psikis yang paling berpengaruh dalam tingkah laku individu. Motif diartikan sebagai suatu keadaan yang sangat komplek dalam organisme (individu) yang mengarahkan perilakunya kepada satu tujuan, baik disadari atau tidak.
            Motif juga diartikan sebagai yang memberikan arah dan energi pada perilaku. Arah dan energi inilah yang sering disebut juga dengan motivasi  Jadi sangat erat kaitannya antara kedua kata tersebut. Untuk membedakan secara rinci tergantung pada penggunaan kalimat saja, contoh:
Beberapa hari ini Andi belajar dengan giat
Ø  Kenapa Andi belajar dengan giat? Ada apa dengannya? (Berarti dalam hal ini anda bertanya motif yang membuat Andi belajar dengan keras). Adanya dorongan achievement motive (dorongan berprestasi) yang dimiliki oleh Andi membuatnya semangat belajar menjadi tinggi (motivasi Andi adalah mendapatkan beasiswa dari sekolah)

B. MACAM-MACAM MOTIF
            Woodworth dan Marquis mengemukakan bahwa motif itu dapat dibedakan menjadi:
1.      Motif yang berhubungan dengan kejasmanian (organic needs), yaitu merupakan notif yang berhubungan dengan kelangsungan hidup individu atau organisme, misalnya motif minum, makan, kebutuhan pernapasan, seks, kebutuhan istirahat.
2.      Motif darurat (emergency needs), yaitu motif untuk tindakan-tindakan yang harus segera dilakukan karena keadaan sekitar menuntutnya, misalnya motif untuk melepaskan diri dari bahaya, motif melawan, motif untuk mengatasi rintangan, motif untuk bersaing.
3.      Motif obyektif (objective motives), yaitu merupakan motif untuk mengadakan hubungan dengan keadaan sekitarnya baik terhadap orang-orang atau benda-benda misalnya motif eksplorasi, manipulasi, minat. Minat merupakan motif yang tertuju kepada sesuatu yang khusus. Bila individu telah memiliki minat terhadap sesuatu, maka perhatiannya akan dengan sendirinya tertarik pada obyek itu.

Menurut Atto Wilmann di dalam uraiannya tentang pertumbuhan dan pembentukan manusia, ada enam motif yang menggerakkan anak mau belajar antara lain:
1.      Motif psikologik. Setiap makhluk hidup mempunyai dorongan untuk berkembang sesuai dengan caranya masing-masing. Menurut kodratnya manusia ingin mengetahui sesuatu, bukan hanya kesanggupan mengetahui sesuatu begitu saja, tetapi juga terdapat kecenderungan untuk bekerja dan mengenal.
2.      Motif praktis. Pengetahuan mempunyai nilai praktis. Untuk memperoleh kedudukan dalam hidup pada hakikatnya kita berhasil memenuhi kebutuhan tertentu.
3.      Motif pembentukan kepribadian. Pengetahuan dan kesehatan tidaklah hanya menghasilkan saja, tetapi juga menaikan kepribadian dalam segi estetik dan intelektualistik.
4.      Motif kesusilaan. Terbentuknya kepribadian berarti bahwa wataknya ikut terbentuk dalam kesusitaan. Belajarlah agar engkau menjadi lebih bersusila.
5.      Motif sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia harus belajar segala sesuatu yang layak diketahui dan dikerjakan dalam hidup pergaulan.
6.      Motif ketuhanan. Belajarlah agar dapat mengabdi padaTuhan. Segalapengetahuan, dan kecakapan kita, harus kita arahkan pada suatu tingkatan di mana kita dapat menyadari hubungan kita sebagai manusia dengan Tuhan.
Semua motif memberi dorongan kuat terhadap belajar. Tetapi motif secara sendiri-sendiri tidak mencukupi bagi murid untuk belajar, maupun bagi guru yang akan mengajar. Dorongan atau untuk berkembang dapat dinyatakan oleh kegiatan sendiri terhadap bahan pengajaran yang menarik. Motif praktis dan minat praktis memperoleh alat yang tepat dalam pengajaran untuk hidup manti (Jen Lighart). Motif kepribadian menganggap bahan pengajaran sebagai media untuk pembentukan etik. Motif sosial membantu dalam pembentukan anak sebagai makhluk sosial. Motif Ketuhanan meliputi semua motif lainnya dan mempersatukannya, karena pertumbuhan dan perkembangan pada hakikatnya harus diarahkan pada pengabdian pada-Nya.



C. FUNGSI MOTIF DALAM BELAJAR
            Siswa dapat belajar jika ada motif belajar. Berarti motif sangat berpengaruh bagi belajar siswa. Adapun fungsi motif sebagai berikut:
  1. Kegiatan belajar siswa dapat terjadi bila siswa ada perhatian dan dorongan terhadap stimulus belajar (motif belajar). Tanpa adanya motif, siswa tidak akan mau melakukan tindakan belajar. Motif ini dapat berupa motif yang timbul dari dalam diri sendiri (motif intrinsik) maupun motif yang berasal dari luar (motif ekstrinsik).
  2. Motif yang telah berkembang dalam diri individu merupakan sesuatu yang laten pada diri individu itu yang sewaktu-waktu dapat diaktifkan mendorong terwujudnya suatu tingkah laku. Motif yang sedang aktif, biasa kita sebut motivasi, kekuatannya dapat meningkat, sampai pada taraf yang amat tinggi. Oleh karena itu, di dalam belajar, siswa memerlukan motivasi yang tinggi untuk mendorong tingkah laku belajar agar dapat berprestasi.
  3. Tindakan belajar yang dilakukan oleh siswa ditimbulkan oleh motif yang berbeda-beda. Motif belajar antara siswa yang satu dengan yang lain berbeda (instrinsik/ekstrinsik). Oleh karena itu, dalam belajar siswa lebih baik didorong oleh motif yang berasal dari dalam dirinya sendiri (intrinsik). Jadi, dengan mengembangkan motif dalam belajar dapat membuat siswa menjadi kreatif dalam bertindak.
  4. Dengan mempunyai motif, siswa akan terdorong untuk bertingkah laku. Ada motif yang dapat dikembangkan melalui latihan atau belajar. Siswa akan terdorong untuk melakukan berbagai hal. Semakin banyak belajar, siswa akan mendapat banyak pengetahuan dan pengalaman sehingga semakin banyak pula yang dapat dilakukan oleh siswa tersebut. Begitu pula sebaliknya, apabila siswa tidak belajar, maka tidak akan banyak yang dapat dilakukan oleh dirinya di dalam hidupnya.
  5. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, seperti timbulnya dorongan untuk belajar.
  6. berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan.
  7. Sebagai penggerak, artinya besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu perbuatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar