MAKALAH
PENARAPAN MODEL TEBAK
KATA PADA PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah seminar
sastra.
Dosen pengampu: Drs. Suyoto, M.Pd
Disusun oleh:
Nama: Ahmad Very Muzakki
NPM : 09410051
Kelas : 7 B
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
IKIP PGRI SEMARANG
2012
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT atas segala limpahan rahmat,
taufik dan hidayah-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu dan tanpa kendala yang berarti. Dalam proses penyusunan makalah ini
penulis tidak dapat bekerja sendiri tanpa dukungan dari pihak lain, untuk itu
di kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Drs. Suyoto, M.Pd selaku dosen pembimbing mata
kuliah seminar sastra.
2. Orang tua yang senantiasa memberikan dukungan
moril dan materil.
3. Teman-teman yang selalu membantu
4. Semua pihak yang berkontribusi dalam proses
penyusunan makalah ini.
Penulis
sadar sepenuhnya bahwa penyusunaan makalah ini jauh dari sempurna mengingat
penulis masih dalam tahap belajar sehingga masih banyak terdapat kekurangan,
maka penulis menerima kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan
tulisan-tulisan berikutnya.Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
sehingga dapat menambah pengetahuan kita.
Pati, Desember 2012
Penulis,
ABSTRAK
Ahmad Very Muzakki, ”Penerapan Model Tebak Kata Dalam Pembelajaran Menulis
Paragraf Deskripsi”. Dalam makalah ini dijelaskan mengenai salah satu komponen
dalam kegiatan berbahasa yaitu menulis, lebih tepatnya paragraph deskripsi. paragraf deskripsi adalah paragraf yang melukiskan suatu
objek sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, dan ikut
merasakanhal-hal yang ditulis oleh pengarang.Paragaf deskripsi disebut juga
suatu paragraf yang menggambarkan suatu keadaan dengan cukup terperinci.Dan
seolah-olah menyaksikan atau merasakan keadaan yang digambarkan.
Selain
menjelaskan mengenai pengertiannya, dalam makalah ini juga disampaikan mengenai
ciri-ciri, pola pengembangan, langkah-langkah, contoh, dan teknik penggunaan
model tebak kata dalam pembelajara menulis paragraf deskripsi. Diharapkan dengan
penggunaan model ini dapat memberikan suasana baru di kelas supaya siswa tidak
merasa bosan dan jenuh, karena model pembelajaran yang konvensional biasanya
kurang berkesan bagi siswa sehingga apa yang sudah dipelajari akan hilang
begitu saja.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Satuan bagian karangan yang
digunakan untuk mengungkapakan sebuah gagasan dalam bentuk untaian kalimat
disebut paragraf atau alinea.Berdasarkan pengetian itu, paragraf dapat disebut
sebagai untaian kalimat yang berisi sebuah gagasan dalam karangan.Dengan
pengertian itu, sejalan dengan konsep untaian kalimat, paragraf yang ideal
terdiri atas sejumlah kalimat.
Jika paragraf terdiri atas sejumlah
kalimat dan kalimat-kalimat dalam paragraf itu berhubungan, dapat
dikatakan bahwa menyusun paragraf pada hakikatnya adalah menyusun sejumlah
kalimat dalam rangka menghubungkan sejumlah gagasan. Sehubungan dengan itu,
paragraf sering disebut sebagai karangan mini.Karena itu, tidaklah keliru jika
dinyatakan bahwa menyusun paragraf adalah menyusun karangan mini.
Dari latar belakang tersebut penulis
hanya membatasi pembuatan karya tulis pada paragraf deskripsi saja.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan-rumusan masalah antara lain sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan paragraf deskripsi?
1. Apa yang dimaksud dengan paragraf deskripsi?
2. Apa Ciri-ciri dari paragraf deskripsi?
3. Bagaimana pola-pola pengembangan pada
paragraf deskripsi?
4.
Bagaimana pembelajaran menulis paragraph deskripsi dengan model Tebak Kata?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Beberapa
ahli telah mendefinisikan pengertian deskripsi secara masing-masing.Pendapat
para ahli ini dapat kita simpulkan setelah memahami defenisi yang telah mereka
berikan.Berikut ini ada beberapa pendapat ahli mengenai deskripsi.
Kelompok studi Bahasa dan Sastra
Indonesia (1991 :100)memberikan pendapat bahwa deskripsi merupakan karangan
yang ditujukan untuk menimbulkan imajinasi. Karangan deskripsi ini bukan pada
pikiran(intelektual) melainkan perasaan (emosi). Dengan membaca deskripsi,pembaca
akan membuat imajinasi barang atau benda yang dideskripsikan.
Parera (1993:5) berpendapat bahwa deskripsi adalah
suatu bentuk karangan yang hidup dan berpengaruh.Deskripsi memberikan satu
gambaran tentang satu peristiwa atau kejadian dan masalah.Untuk menulis
satu deskripsi yang baik seseorang pengarang harus dekat kepada objek dan
masalahnya dengan semua panca inderanya.
Keraf (1995:16) berpendapat bahwa deskripsi adalah
semacambentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu hal sedemikian
rupa,sehingga objek itu seolah-olah berada di depan mata kepala pembaca,
seakan-akan para pembaca melihat sendiri objek itu
Menurut Wiyanto (2004:64) deskripsi yaitu
menguraikan,memberikan, atau melukiskan. Paragraf deskripsi adalah paragraf
yangbertujuan untuk memberikan kesan kepada pembaca terhadap objek,
gagasan,tempat, peristiwa, dan semacamnya yang ingin disampaikan penulis.
Dari
beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa paragraf
deskripsi adalah paragraf yang melukiskan suatu objek sehingga pembaca
seolah-olah dapat melihat, mendengar, dan ikut merasakanhal-hal yang ditulis
oleh pengarang.Paragaf deskripsi disebut juga suatu
paragraf yang menggambarkan suatu keadaan dengan cukup terperinci.Dan
seolah-olah menyaksikan atau merasakan keadaan yang digambarkan.
Objek dalam karangan deskripsi itu
dapat berupa manusia dan tempat atau suasana.Berdasarkan jenis objek itu, anda
mengenal deskripsi manusia dan tempat. Dalam membuat karangan deskripsi, anda
dituntut memiliki kesan yang kuat tentang objek yang dideskripsikan karena
tugas anda adalah mengalihkan kesan tentang objek itu ke dalam karangan agar
pembaca memiliki penghayatan atau pengalaman sendiri tentang objek yang akan
dideskripsikan.
Agar
pembaca memiliki penghayatan yang demikian, anda harus dapat menyajikan objek
sejelas-jelasnya, setepat-tepatnya, dan sehidup mungkin. Untuk itu, anda
dituntut dapat menggunakan diksi yang tepat dan kalimat-kalimat yang dapat
menghadirkan objek deskripsi di depan pembaca. Ada tiga alternatif pendekatan
yang dapat anda pilih dalam membuat karangan deskripsi, yakni pendekatan
ekspositoris, impresionistik, dan pendekatan menurut sikap pengarang. Dengan
pendekatan ekspositoris, anda berusaha menggambarkan objek seobjek mungkin atau
objek itu apa adanya. Dengan pendekatan impresionistik, anda berusaha
menggambarkan objek menurut kesan dan penafsiran anda.Dengan pendekatan sikap
pengarang, anda berusaha menggambarkan objek dengan menunjukkan sikap anda tentang
objek itu dalam karangan.
Penggunaan
setiap pendekatan tersebut bergantung pada tujuan anda.Karena itu, sebelum dan
ketika membuat karangan deskripsi, anda perlu menyadari benar tujuan anda dalam
menggambarkan objek dalam karangan anda.Ingat bahwa tugas anda adalah
menghadirkan objek sehingga pembaca seolah-olah dapat menghayati objek itu
sebagai penghayatan dan pengalamannya sendiri.
2.2 Ciri-ciri
Paragraf Deskripsi
Beberapa ahli memberikan batasan
paragraf deskripsi sesuai dengan ciri-ciri karangan deskripsi.Tarigan (1986:5)
menyebutkan bahwa pengarang deskripsi mengajak para pembaca bersama-sama
menikmati, merasakan, memahami dengan sebaik-baiknya objek, adegan, pribadi,
dan suasana hati yang telah dialami oleh pengarang. Keraf (1982:94) pun memakai
kata “ memberikan rincian-rincian dan objek-objek”, berarti cara penyampaiannya
harus dengan rincian-rincian objek yang akan dibicarakan.
Berdasarkan penjelasan di atas,
penulis menyimpulkan ciri-ciri karangan deskripsi secara umum, yaitu:
1. Melukiskan atau menggambarkan objek.
2. Berisi rincian-rincian objek,
3. Memberikan suatu objek sesuai dengan
ciri-ciri, sifat, hakikat yang sebenarnya,
4. Hasil penyerapan panca indra.
2.3. Pola-pola pengembangan paragraf
deskripsi
1) Pola
tematis
Setiap
tema diwakili oleh satu atau dua buah kalimat.
Adapun contoh
tema yang terdapat di dalam paragraf adalah:
1. Alunan
nada
2. Ribuan
pasang tangan
3. Ribuan
mahasiswa baru dan Sivitas Akademi Unpad
4. Permainan
mereka dan
5. Acara yang
merupakan rangkaian Dies Natalis Ke-50 UNPAD
Contoh paragraf yang berpola tematis
:
Terdengar
suara seruling sangat merdu.Terasa menyayat-nyayat hati. Suara gamelan
bertalu-talu berselang dengan suara gong’ gung…… gung…….. ! begitu menggema
suara itu. Tepuk tangan penonton sesekali menyelinginya.Tidak ada kesedihan
lagi disana, meskipun bagiku, semuanya tidak lebih dari semua peristiwa yan
memilukan.
Tema-tema
dalam paragraf itu antara lain :
1. Suara
seruling
2. Suara
gamelan
3. Tepuk
tangan penonton
4. Kesedihan
dan
5. Sebuah
peristiwa yang memilukan.
2) Pola
keruangan
Susunan
paragraf ini disusun menurut urutan ruang, misalnya dari atas kebawah, dari
pinggir ketengah, dari utara keselatan, dan sebagainya. Adapun urutan
penggunaannya yaitu :
1. Diantara
daun kayu
2. Dikakinya
3. Dibawahnya
4. Di
celah-celah dinding, dan
5. Disekeliling
pondok.
2.4 Langkah-langkah
Menulis Paragraf Deskripsi
Langkah-langkah dalam menulis paragraf deskripsi menurut
Akhadiah (1988:2-5) dan Surana (1995:8) adalah
1. menentukan tema;
3. mengumpulkan bahan;
4. membuat kerangka karangan;
5. mengembangkan kerangka karangan; dan
6. merevisi karangan.
Langkah
yang pertama adalah menentukan tema. Pada kegiatan iniyang mula-mula dilakukan
jika akan menulis suatu karangan ialah menentukan tema. Hal ini berarti bahwa
harus ditentukan apa yang dibahas dalam tulisan. Tema adalah gagasan pokok yang
hendak disampaikan didalam penulisan. Gagasan atau ide pokok dapat diperoleh
dari pengalaman,hasil penelitian, beberapa sumber, pendapat, dan pengamatan.
Pernyataan tema mungkin saja sama dengan judul, tetapi mungkin juga tidak.
Langkah
kedua adalah menetapkan tujuan penulisan. Pada langkahini setiap penulis harus
mengungkapkan dengan jelas tujuan penulisan yang akandilaksanakannya. Perumusan
tujuan penulisan sangat penting dan harus ditentukan lebih dahulu karena hal
ini merupakan titik tolak dalam seluruh kegiatan menulis selanjutnya. Dengan
menentukan tujuan penulisan, akan diketahui apa yang harus dilakukan pada tahap
penulisan. Kita akan tahubahan-bahan yang diperlukan, macam organisasi karangan
yang akan diterapkan, atau mungkin sudut pandang yang akan dipilih. Tujuan
merupakan penentu yang pokok dan akan mengarahkan serta membatasi
karangan.Kesadaran mengenai tujuan selama proses penulisan akan menjaga
keutuhan tulisan.
Langkah ketiga adalah mengumpulkan bahan.Pada waktu memilih
dan membatasi topik kita hendaknya sudah memperkirakan kemungkinan mendapatkan
bahan.Dengan membatasi topik, maka kita pun sebetulnya telah memusatkan
perhatian pada topik yang terbatas itu, serta mengumpulkan bahan yang khusus
pula.Bahan penulisan ini dapat dikumpulkan pada tahap prapenulisan dan dapat
pula pada waktu penulisan berlangsung.Untuk masalah kecil yang tujuannya
sudah jelas dalam pikiran kita penetapan dan pengumpulan bahan dapat dilakukan
pada waktu penulisan.Bahan tulisan dapat diperoleh melalui
berbagai cara, diantaranya :
1.
Dengan mengadakan pengamatan dan
peninjauan langsung terhadap objek yang akan ditulis.
2.
Membaca buku, Koran, majalah, atau bahan
bacaan lainnya. Cara seperti ini disebut studi bacaan atau studi kepustakaan.
3.
Melalui wawancara dengan narasumber yang
menguasai permasalahan yang ingin kita ketahui.
4.
Melalui gabungan beberapa cara yang
telah dikemukakan.
Kita hendak menulis deskripsi sugestif tentang upacara penaikan bendera di sekolah, bahan tulisan yang dapat diperoleh dan dikumpulkan adalah waktu upacara, petugas pelaksana upacara, tempat upacara, peserta upacara, pembina upacara, pesan pembina upacara, dan suasana upacara.
Kita hendak menulis deskripsi sugestif tentang upacara penaikan bendera di sekolah, bahan tulisan yang dapat diperoleh dan dikumpulkan adalah waktu upacara, petugas pelaksana upacara, tempat upacara, peserta upacara, pembina upacara, pesan pembina upacara, dan suasana upacara.
Langkah keempat adalah membuat kerangka karangan.Agar
organisasi karangan dapat ditentukan, sebelumnya kita harus menyusun kerangka
karangan. Menyusun kerangka karangan merupakan satu cara untuk menyusun
suatu rangkaian yang jelas dan terstruktur yang teratur dari karangan yang akan
ditulis. Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang dapat digunakan
sebagai garis besarnya dalam mengarang.Kerangka karangan juga menjamin penulis dalam
ide secara logis dan teratur. Penyusunan kerangka karangan sangat dianjurkan
karena akan menghindarkan penulis dari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu
terjadi.Kegunaan kerangka karangan bagi penulis adalah
1.
kerangka
karangan dapat membantu penulis menyusun karangan secara teratur dan
tidak membahas satu gagasan dua kali serta dapat mencegah penulis keluar
dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik atau judul;
2.
sebuah
kerangkakarangan memperlihatkan bagian-bagian pokok karangan serta memberi
kemungkinan bagi perluasan bagian-bagian tersebut. Hal ini akan membantu
penulis menciptakan suasana yang berbeda-beda, sesuai dengan variasi yang
diinginkan; dan
3.
sebuah
kerangka karangan akan memperlihatkan kepada penulis bahan-bahan atau materi
apa yang diperlukan dalam pembahasan yang akan ditulisnya nanti.
Langkah
yang kelima adalah mengembangkan kerangka karangan.Pada langkah ini penulis
mengembangkan kerangka karangan menjadi suatu karangan atau tulisan yang
utuh.Langkah yang terakhir adalah merevisi karangan.Pada langkah ini meneliti
secara meyeluruh mengenai ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf,
dan sebagainya.
2.5 . Contoh-contoh Paragraf
Deskripsi
Contoh deskripsi berupa
fakta
Hampir semua pelosok Mentawai
indah.Di empat kecamatan masih terdapat hutan yang masih perawan.Hutan ini
menyimpan ratusan jenis flora dan fauna.Hutan Mentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan
fauna yang hanya terdapat di Mentawai.Siamang kerdil, lutung Mentawai dan beruk
Simakobu adalah contoh primata yang menarik untuk bahan penelitian dan objek
wisata.
Contoh deskripsi berupa fiksi
Salju tipis melapis rumput, putih berkilau
diselingi warna jingga; bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup
menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan
bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari
satu ranting ke ranting yang lain.
2.6.
Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Siapkan siswa secara
berpasang-pasangan.
2. Seorang siswa diberi kertas yang
berisi tulisan mengenai objek yang akan dideskripsikan.
3.Kemudian siswa tersebut
mendeskripsikan objek tadi tanpa menyebutkan nama objek tersebut.
4. Setelah selesai dideskripsikan,
pasangannya mulai menebak objek apa yang dimaksud tadi.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan
materi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, sebagai salah satu jenis karangan
deskripsi ditulis untuk mendeskripsikan atau memerikan, menggambarkan, atau
melukiskan suatu objek sehingga pembaca memiliki penghayatan seolah-olah
menyaksikan atau mengalaminya sendiri.Objek dalam karangan deskripsi itu dapat
berupa manusia dan tempat atau suasana.
B. SARAN
Makalah ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi pembaca dalam menulis paragraf deskripsi. Dan makalah ini
juga dapat bermanfaat bagi diri saya pribadi untuk menambah pengetahuan saya
dalam menulis paragraf deskripsi.Dalam pembuatan makalah ini, Penulis
menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang konstruktif sangat penulis harapkan dari para pembaca.
Daftar
Pustaka
Akhadiah, Sabarati. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia.Jakarta : PT. Gelora Aksara Permata.
Akhadiah, Sabarati.dkk. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis
Bahasa Indonesia.Jakarta : Erlangga.
Keraf, Gorys. 1982. Ragam Wacana Bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga
Parera, George Daniel. 1993. Menulis Paragraf Deskripsi.
Jakarta: Bumi Aksara
Tarigan,
Henry Guntur. 1986. Keterampilan Menulis. Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar