Sabtu, 09 Februari 2013

MAKALAH PENARAPAN MODEL TEBAK KATA PADA PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI


MAKALAH
PENARAPAN MODEL TEBAK KATA PADA PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah seminar sastra.
Dosen pengampu: Drs. Suyoto, M.Pd



 










Disusun oleh:
Nama: Ahmad Very Muzakki
NPM : 09410051
Kelas : 7 B




PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
IKIP PGRI SEMARANG
2012
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT  atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dan tanpa kendala yang berarti. Dalam proses penyusunan makalah ini penulis tidak dapat bekerja sendiri tanpa dukungan dari pihak lain, untuk itu di kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.      Drs. Suyoto, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah seminar sastra.
2.      Orang tua yang senantiasa memberikan dukungan moril dan materil.
3.      Teman-teman yang selalu membantu
4.      Semua pihak yang berkontribusi dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis sadar sepenuhnya bahwa penyusunaan makalah ini jauh dari sempurna mengingat penulis masih dalam tahap belajar sehingga masih banyak terdapat kekurangan, maka penulis menerima kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tulisan-tulisan berikutnya.Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca sehingga dapat menambah pengetahuan kita.
                                                                            

                                                                             Pati,   Desember 2012
Penulis,                            









ABSTRAK

Ahmad Very Muzakki, ”Penerapan Model Tebak Kata Dalam Pembelajaran Menulis Paragraf Deskripsi”. Dalam makalah ini dijelaskan mengenai salah satu komponen dalam kegiatan berbahasa yaitu menulis, lebih tepatnya paragraph deskripsi. paragraf deskripsi adalah paragraf yang melukiskan suatu objek sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, dan ikut merasakanhal-hal yang ditulis oleh pengarang.Paragaf deskripsi disebut juga suatu paragraf yang menggambarkan suatu keadaan dengan cukup terperinci.Dan seolah-olah menyaksikan atau merasakan keadaan yang digambarkan.
Selain menjelaskan mengenai pengertiannya, dalam makalah ini juga disampaikan mengenai ciri-ciri, pola pengembangan, langkah-langkah, contoh, dan teknik penggunaan model tebak kata dalam pembelajara menulis paragraf deskripsi. Diharapkan dengan penggunaan model ini dapat memberikan suasana baru di kelas supaya siswa tidak merasa bosan dan jenuh, karena model pembelajaran yang konvensional biasanya kurang berkesan bagi siswa sehingga apa yang sudah dipelajari akan hilang begitu saja.


















BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG MASALAH
Satuan bagian karangan yang digunakan untuk mengungkapakan sebuah gagasan dalam bentuk untaian kalimat disebut paragraf atau alinea.Berdasarkan pengetian itu, paragraf dapat disebut sebagai untaian kalimat yang berisi sebuah gagasan dalam karangan.Dengan pengertian itu, sejalan dengan konsep untaian kalimat, paragraf yang ideal terdiri atas sejumlah kalimat.
Jika paragraf terdiri atas sejumlah kalimat dan kalimat-kalimat dalam paragraf  itu berhubungan, dapat dikatakan bahwa menyusun paragraf pada hakikatnya adalah menyusun sejumlah kalimat dalam rangka menghubungkan sejumlah gagasan. Sehubungan dengan itu, paragraf sering disebut sebagai karangan mini.Karena itu, tidaklah keliru jika dinyatakan bahwa menyusun paragraf adalah menyusun karangan mini.
Dari latar belakang tersebut penulis hanya membatasi pembuatan karya tulis pada paragraf deskripsi saja.

B.    RUMUSAN MASALAH
Rumusan-rumusan masalah antara lain sebagai berikut:
1.    Apa yang dimaksud dengan paragraf deskripsi?
2.    Apa Ciri-ciri dari paragraf deskripsi?
3.    Bagaimana pola-pola pengembangan pada paragraf deskripsi?
4.    Bagaimana pembelajaran menulis paragraph deskripsi dengan model Tebak Kata?





BAB II
PEMBAHASAN
2.1    Pengertian

Beberapa ahli telah mendefinisikan pengertian deskripsi secara masing-masing.Pendapat para ahli ini dapat kita simpulkan setelah memahami defenisi yang telah mereka berikan.Berikut ini ada beberapa pendapat ahli mengenai deskripsi.
Kelompok studi Bahasa dan Sastra Indonesia (1991 :100)memberikan pendapat bahwa deskripsi merupakan karangan yang ditujukan untuk menimbulkan imajinasi. Karangan deskripsi ini bukan pada pikiran(intelektual) melainkan perasaan (emosi). Dengan membaca deskripsi,pembaca akan membuat imajinasi barang atau benda yang dideskripsikan.
Parera (1993:5) berpendapat bahwa deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang hidup dan berpengaruh.Deskripsi memberikan satu gambaran tentang satu peristiwa atau kejadian dan masalah.Untuk  menulis satu deskripsi yang baik seseorang  pengarang harus dekat kepada objek dan masalahnya dengan semua panca inderanya.
Keraf (1995:16) berpendapat bahwa deskripsi adalah semacambentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu hal sedemikian rupa,sehingga objek itu seolah-olah berada di depan mata kepala pembaca, seakan-akan para pembaca melihat sendiri objek itu
Menurut Wiyanto (2004:64) deskripsi yaitu menguraikan,memberikan, atau melukiskan. Paragraf deskripsi adalah paragraf yangbertujuan untuk memberikan kesan kepada pembaca terhadap objek, gagasan,tempat, peristiwa, dan semacamnya yang ingin disampaikan penulis.
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa  paragraf deskripsi adalah paragraf yang melukiskan suatu objek sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, dan ikut merasakanhal-hal yang ditulis oleh pengarang.Paragaf deskripsi disebut juga suatu paragraf yang menggambarkan suatu keadaan dengan cukup terperinci.Dan seolah-olah menyaksikan atau merasakan keadaan yang digambarkan.
Objek dalam karangan deskripsi itu dapat berupa manusia dan tempat atau suasana.Berdasarkan jenis objek itu, anda mengenal deskripsi manusia dan tempat. Dalam membuat karangan deskripsi, anda dituntut memiliki kesan yang kuat tentang objek yang dideskripsikan karena tugas anda adalah mengalihkan kesan tentang objek itu ke dalam karangan agar pembaca memiliki penghayatan atau pengalaman sendiri tentang objek yang akan dideskripsikan.
Agar pembaca memiliki penghayatan yang demikian, anda harus dapat menyajikan objek sejelas-jelasnya, setepat-tepatnya, dan sehidup mungkin. Untuk itu, anda dituntut dapat menggunakan diksi yang tepat dan kalimat-kalimat yang dapat menghadirkan objek deskripsi di depan pembaca. Ada tiga alternatif pendekatan yang dapat anda pilih dalam membuat karangan deskripsi, yakni pendekatan ekspositoris, impresionistik, dan pendekatan menurut sikap pengarang. Dengan pendekatan ekspositoris, anda berusaha menggambarkan objek seobjek mungkin atau objek itu apa adanya. Dengan pendekatan impresionistik, anda berusaha menggambarkan objek menurut kesan dan penafsiran anda.Dengan pendekatan sikap pengarang, anda berusaha menggambarkan objek dengan menunjukkan sikap anda tentang objek itu dalam karangan.
Penggunaan setiap pendekatan tersebut bergantung pada tujuan anda.Karena itu, sebelum dan ketika membuat karangan deskripsi, anda perlu menyadari benar tujuan anda dalam menggambarkan objek dalam karangan anda.Ingat bahwa tugas anda adalah menghadirkan objek sehingga pembaca seolah-olah dapat menghayati objek itu sebagai penghayatan dan pengalamannya sendiri.

2.2    Ciri-ciri Paragraf Deskripsi

Beberapa ahli memberikan batasan paragraf deskripsi sesuai dengan ciri-ciri karangan deskripsi.Tarigan (1986:5) menyebutkan bahwa pengarang deskripsi mengajak para pembaca bersama-sama menikmati, merasakan, memahami dengan sebaik-baiknya objek, adegan, pribadi, dan suasana hati yang telah dialami oleh pengarang. Keraf (1982:94) pun memakai kata “ memberikan rincian-rincian dan objek-objek”, berarti cara penyampaiannya harus dengan rincian-rincian objek yang akan dibicarakan.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menyimpulkan ciri-ciri karangan deskripsi secara umum, yaitu:
1.      Melukiskan atau menggambarkan objek.
2.      Berisi rincian-rincian objek,
3.      Memberikan suatu objek sesuai dengan ciri-ciri, sifat, hakikat yang sebenarnya,
4.      Hasil penyerapan panca indra.
       2.3. Pola-pola pengembangan paragraf deskripsi
1)      Pola tematis
Setiap tema diwakili oleh satu atau dua buah kalimat.
Adapun contoh tema yang terdapat di dalam paragraf adalah:
1.      Alunan nada
2.      Ribuan pasang tangan
3.      Ribuan mahasiswa baru dan Sivitas Akademi Unpad
4.      Permainan mereka dan
5.      Acara yang merupakan rangkaian Dies Natalis Ke-50 UNPAD
Contoh paragraf yang berpola tematis :
Terdengar suara seruling sangat merdu.Terasa menyayat-nyayat hati. Suara gamelan bertalu-talu berselang dengan suara gong’ gung…… gung…….. ! begitu menggema suara itu. Tepuk tangan penonton sesekali menyelinginya.Tidak ada kesedihan lagi disana, meskipun bagiku, semuanya tidak lebih dari semua peristiwa yan memilukan.
Tema-tema dalam paragraf itu antara lain :
1.      Suara seruling
2.      Suara gamelan
3.      Tepuk tangan penonton
4.      Kesedihan dan
5.      Sebuah peristiwa yang memilukan.
2)      Pola keruangan
Susunan paragraf ini disusun menurut urutan ruang, misalnya dari atas kebawah, dari pinggir ketengah, dari utara keselatan, dan sebagainya. Adapun urutan penggunaannya yaitu :
1.      Diantara daun kayu
2.      Dikakinya
3.      Dibawahnya
4.      Di celah-celah dinding, dan
5.      Disekeliling pondok.

2.4    Langkah-langkah Menulis Paragraf Deskripsi
Langkah-langkah dalam menulis paragraf deskripsi menurut Akhadiah (1988:2-5) dan Surana (1995:8) adalah
1.      menentukan tema;
2.      menetapkan sasaran pembaca;
3.      mengumpulkan bahan;
4.      membuat kerangka karangan;
5.      mengembangkan kerangka karangan; dan
6.      merevisi karangan.
Langkah yang pertama adalah menentukan tema. Pada kegiatan iniyang mula-mula dilakukan jika akan menulis suatu karangan ialah menentukan tema. Hal ini berarti bahwa harus ditentukan apa yang dibahas dalam tulisan. Tema adalah gagasan pokok yang hendak disampaikan didalam penulisan. Gagasan atau ide pokok dapat diperoleh dari pengalaman,hasil penelitian, beberapa sumber, pendapat, dan pengamatan. Pernyataan tema mungkin saja sama dengan judul, tetapi mungkin juga tidak.
Langkah kedua adalah menetapkan tujuan penulisan. Pada langkahini setiap penulis harus mengungkapkan dengan jelas tujuan penulisan yang akandilaksanakannya. Perumusan tujuan penulisan sangat penting dan harus ditentukan lebih dahulu karena hal ini merupakan titik tolak dalam seluruh kegiatan menulis selanjutnya. Dengan menentukan tujuan penulisan, akan diketahui apa yang harus dilakukan pada tahap penulisan. Kita akan tahubahan-bahan yang diperlukan, macam organisasi karangan yang akan diterapkan, atau mungkin sudut pandang yang akan dipilih. Tujuan merupakan penentu yang pokok dan akan mengarahkan serta membatasi karangan.Kesadaran mengenai tujuan selama proses penulisan akan menjaga keutuhan tulisan.
Langkah ketiga adalah mengumpulkan bahan.Pada waktu memilih dan membatasi topik kita hendaknya sudah memperkirakan kemungkinan mendapatkan bahan.Dengan membatasi topik, maka kita pun sebetulnya telah memusatkan perhatian pada topik yang terbatas itu, serta mengumpulkan bahan yang khusus pula.Bahan penulisan ini dapat dikumpulkan pada tahap prapenulisan dan dapat pula pada waktu penulisan berlangsung.Untuk masalah kecil yang tujuannya sudah jelas dalam pikiran kita penetapan dan pengumpulan bahan dapat dilakukan pada waktu penulisan.Bahan tulisan dapat diperoleh melalui berbagai cara, diantaranya :
1.       Dengan mengadakan pengamatan dan peninjauan langsung terhadap objek yang akan ditulis.
2.       Membaca buku, Koran, majalah, atau bahan bacaan lainnya. Cara seperti ini disebut studi bacaan atau studi kepustakaan.
3.       Melalui wawancara dengan narasumber yang menguasai permasalahan yang ingin kita ketahui.
4.       Melalui gabungan beberapa cara yang telah dikemukakan.
Kita hendak menulis deskripsi sugestif tentang upacara penaikan bendera di sekolah, bahan tulisan yang dapat diperoleh dan dikumpulkan adalah waktu upacara, petugas pelaksana upacara, tempat upacara, peserta upacara, pembina upacara, pesan pembina upacara, dan suasana upacara.
Langkah keempat adalah membuat kerangka karangan.Agar organisasi karangan dapat ditentukan, sebelumnya kita harus menyusun kerangka karangan. Menyusun kerangka karangan merupakan satu cara untuk menyusun suatu rangkaian yang jelas dan terstruktur yang teratur dari karangan yang akan ditulis. Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang dapat digunakan sebagai garis besarnya dalam mengarang.Kerangka karangan juga menjamin penulis dalam ide secara logis dan teratur. Penyusunan kerangka karangan sangat dianjurkan karena akan menghindarkan penulis dari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu terjadi.Kegunaan kerangka karangan bagi penulis adalah
1.      kerangka karangan dapat membantu penulis menyusun karangan secara teratur dan tidak membahas satu gagasan dua kali serta dapat mencegah penulis keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik atau judul;
2.      sebuah kerangkakarangan memperlihatkan bagian-bagian pokok karangan serta memberi kemungkinan bagi perluasan bagian-bagian tersebut. Hal ini akan membantu penulis menciptakan suasana yang berbeda-beda, sesuai dengan variasi yang diinginkan; dan
3.      sebuah kerangka karangan akan memperlihatkan kepada penulis bahan-bahan atau materi apa yang diperlukan dalam pembahasan yang akan ditulisnya nanti.
Langkah yang kelima adalah mengembangkan kerangka karangan.Pada langkah ini penulis mengembangkan kerangka karangan menjadi suatu karangan atau tulisan yang utuh.Langkah yang terakhir adalah merevisi karangan.Pada langkah ini meneliti secara meyeluruh mengenai ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf, dan sebagainya.




2.5  .  Contoh-contoh Paragraf  Deskripsi
Contoh deskripsi berupa fakta
Hampir semua pelosok Mentawai indah.Di empat kecamatan masih terdapat hutan yang masih perawan.Hutan ini menyimpan ratusan jenis flora dan fauna.Hutan Mentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya terdapat di Mentawai.Siamang kerdil, lutung Mentawai dan beruk Simakobu adalah contoh primata yang menarik untuk bahan penelitian dan objek wisata.
Contoh deskripsi berupa fiksi
Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diselingi warna jingga; bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain.
2.6. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Siapkan siswa secara berpasang-pasangan.
2. Seorang siswa diberi kertas yang berisi tulisan mengenai objek yang akan dideskripsikan.
3.Kemudian siswa tersebut mendeskripsikan objek tadi tanpa menyebutkan nama objek tersebut.
4. Setelah selesai dideskripsikan, pasangannya mulai menebak objek apa yang dimaksud tadi.




BAB III
PENUTUP
A.        SIMPULAN
Berdasarkan materi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, sebagai salah satu jenis karangan deskripsi ditulis untuk mendeskripsikan atau memerikan, menggambarkan, atau melukiskan suatu objek sehingga pembaca memiliki penghayatan seolah-olah menyaksikan atau mengalaminya sendiri.Objek dalam karangan deskripsi itu dapat berupa manusia dan tempat atau suasana. 

B.         SARAN
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dalam menulis paragraf  deskripsi. Dan makalah ini juga dapat bermanfaat bagi diri saya pribadi untuk menambah pengetahuan saya dalam menulis paragraf deskripsi.Dalam pembuatan makalah ini, Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif  sangat penulis harapkan dari para pembaca.















Daftar Pustaka

Akhadiah, Sabarati. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.Jakarta : PT. Gelora Aksara Permata.
Akhadiah, Sabarati.dkk. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.Jakarta : Erlangga.
Keraf, Gorys. 1982. Ragam Wacana Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga
Parera, George Daniel. 1993. Menulis Paragraf Deskripsi. Jakarta: Bumi Aksara
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Keterampilan Menulis. Jakarta: Erlangga


Tidak ada komentar:

Posting Komentar