Penggunaan
Pungtuasi yang Tepat Guna Meningkatkan Keterampilan Menulis Surat Dinas Dengan
menggunakan Model Number Head Thogether
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Seminar
Bahasa
Dosen Pengampu: Drs. Suyoto, M.Pd
Oleh:
Ario
Dian Sulistyo
09410056
7B
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
IKIP PGRI SEMARANG
2012
Penggunaan
Pungtuasi yang Tepat Guna Meningkatkan Keterampilan Menulis Surat Dinas Dengan
menggunakan Model Number Head Thogether
Oleh: Ario Dian
Sulistyo
Abstrak
Surat dinas
adalah
surat yang disampaikan oleh suatu instansi/lembaga kepada seseorang atau
lembaga/instansi lainnya.untuk
menulis surat dinas, diperlukan suatu keterampilan menulis, keterampilan
tersebut berupa pemahaman yang tentang penggunaan tanda baca atau pungtuasi
yang baik.
Macam-macam pungtuasi atau tanda baca berupa Tanda
Baca Titik ( . ) Tanda Baca Koma ( , ) Tanda Baca Titik Koma ( ; ) Tanda Baca Titik
Dua ( : ) Tanda
Baca Hubungan ( - ) Tanda
Baca Tanya ( ? ) Tanda
Baca Seru ( ! ) Tanda
Baca Kurung ((…)) Tanda
Baca Petik (“…”) Tanda
Baca Garis Miring (…/…) kesamuanya memimiliki fungsi yang berbeda-beda.
Untuk membelajarkan surat dinas diperlukan sebuah model
yang pembelajaran yang tepat, salah satu model yang digunakan berupa Number
Head Thogether, dalam pembelajaran siswa dituntut untuk bertanggung jawab dalam
tugasnya serta dalam pebelajarannya dapat
bisa menyenangkan bagi peserta didik.
Surat Dinas, ( Pungtuasi )Tanda baca , Model pembelajaran
Number Head Thogether.
Pendahulun
Ada empat aspek
keterampilan berbahasa yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. Dalam kemampuan
berkomunikasi bahasa mencakup komunikasi lisan dan komunikasi, kedua komunikasi
tersebut diperlukan keseimbangan antar kompetensi berbahasa dalam pembelajaran.
Kemampuan membaca, menyimak, berbicara dan menulis merupakan alat ampuh pendukung
kemampuan berpikir dan belajar (Cox, 1999).
1.
Dari keempat aspek keterampilan berbahasa yang masih
kurang dipahami oleh seorang siswa berupa keterampilan menulis, baik menulis
paragraf, naskah pidato ataupun menulis surat. Dalam menulis surat masih banyak
kesalahan yang dialami oleh siswa,baik dari bentuk, ejaan serta kesalahan dalan
penggunaan tanda baca untuk
menanggulangi kesalahan tersebut,
diperlukan sebuah keterampilan menulis.
penanggulangan masalah tersebut dapat dilakukan dengan
cara meningkatkan keterampilan peggunaan
tanda baca/ pungtuasi dengan diterapkannya tanda baca dalam menulis surat
dengan baik tentunya akan meningkatkan kreatifitas dalam keterampilan
menulis. Selain itu juga diperlukan
sebuah model pembelajaran yang tepat dalam menulis surat, salah satu model
pembelajaran yang digunakan berupa model Number Head Thogether,sebuah model
pembelajaran yang meninggkatkan tanggung jawab yang besar serta meningkatkan
keberanian kepada setiap peserta didik.
1.
Rumusan Masalah
a.Bagaimana
penggunaan pungtuasi guna meningkatkan keterampilan menulis surat dinas?
b. Bagaimana penggunaan
model Number Head Thogether guna meningkatkan keterampilan menulis surat Dinas?
2.
Tujuan
a.
Setelah menggunakan pungtuasi yang
tepat Siswa dapat meningkatkan keterampilan menulis surat dinas .
b.
Setelah menerapkan model Number Head
Thogether dalam pembelajaran siswa memperoleh keterampilan menulis surat Dinas.
3.
Hasil
Pungunaan
pungtuasi serta model pembelajaran Number Head Thogether dapat meningkatkan keterampilan
menulis surat dinas.
Pembahasan
Menulis menurut
Henry Guntur Tarigan (1986: 15) Dapat diartikan sebagai kegiatan
menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai. kalau
menurut M.
Atar Semi (2007: 14) dalam bukunya mengungkapkan pengertian menulis adalah
suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan.
2.
Sedangkan
menurut (Syafi’ie,1998:45). Menulis
adalah membuat huruf, angka dan sebagainya dengan pena, pensil, cat, untuk melahirkan
pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat, dan sebagainya dengan
tulisan. Selanjutnya menulis adalah
menuangkan gagasan, pendapat, perasaan, keinginan, dan kemauan, serta informasi
ke dalam tulisan dan kemudian “mengirimkannya” kepada orang lain.
Jadi menulis
adalah: proses kreatif untuk menuangkan ide, pendapat, perasaan, keinginan, kemauan
dan gagasan kedalam lambang-lambang tulisan dengan menggunakan bahasa tulis
kemudian mengirimkan kepada orang lain.
Untuk menuangkan ide, gagasan, atau perasaan
dapat diungkapkan kedalam sebuah artikel, makalah, ataupun surat, baik surat
resmi, surat pribadi ataupun surat dinas. Surat dinas adalah
surat yang disampaikan oleh suatu instansi/lembaga kepada seseorang atau
lembaga/instansi lainnya.
Surat dinas adalah
surat yang ditulis untuk keperluan komunikasi antara kantor yang satu dan
kantor yang lain atau antar organisasi. Surat dinas dibuat oleh seseorang yang
berkedudukan sebagai pejabat instansi pemerintah sehingga surat ini disebut
juga surat jabatan. Surat dinas adalah surat yang dikirimkan oleh instansi/lembaga/
organisasi/badan/institusi (terutama pemerintahan) kepada seseorang atau instansi
lain. Surat dinas berisi berbagai hal yang berhubungan dengan Kepentingan
administrasi pemerintahan.
Jadi dapat disimpulkan surat dinas adalah: surat yang disampaikan oleh
suatu Instansi/ lembaga/organisasi/badan institusi yang ditulis untuk keperluan
komunikasi antar kantor satu dengan kantor yang lain yang berhubungan dengan
kepentingan administrasi pemerintahan.
Surat dinas
adalah surat yang penting karena berhubungan dengan suatu instansi/ lembaga,
maka surat dinas merupakan salah satu surat resmi,oleh karena itu dalam penulisan surat
dinas ada aturan serta format dalam penulisan yang harus dipenuhi. Untuk
menulis surat dinas diperlukan suatu keterampilan, berupa pemahaman tentang tanda baca
atau pungtuasi karena puntuasi merupakan penjelas dalam bahasa tulis, tanpa
adanya pungtuasi tidaklah mungkin bahasa tulis dapat dipahami oleh pembaca.
3.
Tanda baca
pada hakekatnya adalah merupakan alat Bantu yang berupa tanda-tanda baca untuk
memperjelas maksud serta tujuan yang terkadung dari bahasa itu sendiri. Tanpa
adanya tanda baca, suatu bahasa akan sangat sulit menduduki dirinya sebagai
sarana komunikasi yang paling efektif ( Nafiah, 1981 : 12 ).
Pungtuasi (tanda baca) adalah simbol-simbol
yang digunakan untuk memisahkan kata, frase dan kalimat sehingga kalimat menjadi jelas dan mudah dipahami.
Tanda baca sangat penting untuk digunakan dalam sebuah
bahasa lisan maupun tertulis. Dalam sebuah bahasa tertulis, pemakaian tanda
baca membantu mengungkapkan makna
yang dimaksudkan kalimat.
Di
samping itu tanda baca juga dapat berperan dalam suatu tulisan yaitu sebagai
alat pengganti terhadap unsur – unsur bahasa lisan seperti intonasi, dan lain sebagainya yang terdapat dalam
bahasa lisan. Apabila tanda baca tidak ada maka akan menyulitkan pembaca
memahami isim karangan. ( Akhadiah 1992 : 25 )
Jadi dapat disimpulkan
bahwa pungtuasi adalah: simbol-simbol yang digunakan untuk memisahkan kata, frase dan kalimat untuk
memperjelas maksud serta tujuan yang terkandung didalam bahasa tulis agar
bahasa tulis itu
jelas dan mudah dipahami oleh pembaca.
Macam-macam pungtuasi atau tanda baca
Tanda Baca Titik
( . ) Tanda Baca Koma ( , ) Tanda Baca Titik Koma ( ; ) Tanda Baca Titik
Dua ( : ) Tanda
Baca Hubungan ( - ) Tanda
Baca Tanya ( ? ) Tanda
Baca Seru ( ! ) Tanda
Baca Kurung ((…)) Tanda
Baca Petik (“…”) Tanda
Baca Garis Miring (…/…)
Dalam penggunaan pungtuasi tidak sembarangan dan ada
aturan dalam penempatannya, aturan-aturannya sebagai berikut:
a.
Tanda Titik ( . )
- Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
- Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang
- Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, atau sapaan.
- Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum.
4.
- Tanda titik yang dipakai dalam singkatan yang terdiri atas huruf – huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya.
- Tanda titik dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
b.
Tanda Koma ( , )
1.
Tanda koma dipakai diantara unsur–unsur
dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
2.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu
dari kalimat setara berikutnya yang didahului kata seperti, tetapi dan
melainkan
3.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak
kalimat dari induk kalimat, apabila anak kalimat tersebut mendahului induk
kalimat
4.
Tanda koma tidak dipakai untuk
memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat itu mengiringi
induk kalimat.
5.
Tanda koma dipakai dibelakang ungkapan
atau kata sambung antara kalimat.
6.
Tanda koma dibelakang kata – kata
seperti : o, ya, wah, aduh, yang terdapat pada awal – awal kalimat.
7.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan
petikan langsung dari bagian lain kalimat.
8.
Tanda koma dipakai diantara nama dan
alamat, tempat dan tanggal, nama wilayah atau negri yang ditulis berurutan.
9.
Tanda koma dipakai diantara nama
penerbit dan tahun penerbit.
10.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan
bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar Tanda koma dipakai diantara
nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya,untuk membedakan singkatan nama
keluarga atau marga.
11.
Tanda koma dipakai dimuka angka
persepuluhan dan diantara rupiah dengan sendalam bilangan.
c.
Tanda Titik Koma ( ; )
1. Tanda
titik koma dapat dipakai untuk memilih bagian – bagian kalimat yang sejenis dan
setara.
2.
Tanda titik koma dapat
dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara didalam suatu kalimat majemuk
sebagai pengganti kata penyambung.
5.
d.
Tanda Titik Dua ( : )
1.
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu
pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
2.
Tanda titik dua digunakan setelah
ungkapan atau kata yang memerlukan pemberian.
3.
Tanda titik dua dipakai dalam teks drama
sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam percakapan.
4.
Tanda titik dua tidak dipakai kalau
rangkaian atau pemberian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
e.
Tanda Hubung ( – )
1. Tanda
hubung menyambung suku–suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian
baris.
2. Tanda
hubung menyambung awalan dengan bagian kata debelakangnya, atau akhiran
dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
3. Tanda
hubung menyambung unsur – unsur kata ulang.
4. Tanda
hubung menyambung huruf kata yang dieja satu – satu, bagian – bagian
tanggal, dan suku kata yang dipisah – pisahkan.
5. Tanda
hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian – bagian ungkapan.
f.
Tanda Pisah ( _ )
1.
Tanda pisah membatasi penyisipan kata
atau kalimat yang memberi penjelasan khusus diluar bangun kalimat.
- Tanda pisah menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
3.
Tanda pisah dipakai diantara dua
bilangan berarti sampai dengan atau diantara nama kota
berarti ke atau sampai.
g.
Tanda Elipsis ( … )
Tanda elipsis ( titik – titik ) yang dilambangkan dengan tiga titik (…)
dipakai untuk menyatakan hal – hal sebagai berikut :
Tanda elipsis untuk menggambarkan kalimat yang terputus – putus.
6.
h.
Tanda Tanya ( ?
)
1.
Tanda Tanya dipakai pada akhir kalimat
tanya.
2.
Tanda Tanya dipakai diantara tanda
kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang bersangsikan atau kurang
dapat di buktikan kebenarannya.
i.
Tanda Seru ( ! )
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan
atau perintah, atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan atau rasa
emosi yang kuata.
j.
Tanda Kurung ( (…) )
1.
Tanda kurung mengapit keterangan atau
penjelasan.
2.
Tanda kurung mengapit angka atau huruf
yang merinci satu urutan keterangan.
3.
Tanda kurung yang mengapit huruf
atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
k.
Tanda Kurung Siku ( [ ] )
Tanda kurung siku dipakai mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai
koreksi atau tambahan pada kalimat
atau bagian kalimat yang di tulis orang lain.
l.
Tanda Petik ( “…..” )
1. Tanda
petik mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah atau bahan tulis yang lain.
2. Tanda
petik mengapit judul syair, karangan, bab buku apabila dipakai dalam kalimat.
3. Tanda
petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
4. Tanda
petik mengapit istilah ilmiah yang kurang di kenal atau kata yang mempunyai
arti khusus.
m.
Tanda Petik Tunggal ( ‘…’ )
Tanda petik
tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petika lain.
7.
n.
Tanda Garis Miring ( / )
1.
Tanda garis miring dipakai dalam
penomoran kode surat.
2.
Tanda garis miring dipakai sebagai
pengganti kata dan, atau, per, atau nomor alamat.
o.
Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
Tanda Apostrof menunjukan
penghilangan bagian kata.
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA
DAN OLAH RAGA KABUPATEN KUDUS
Kudus, 21 April 2011
Nomor
: 007/DIKPORA/KT/IV/2011
Lampiran : :
Perihal : Undangan
Perihal : Undangan
Yth. Sdr. Indra Permana
Jl. Cendrawasih No. 12
Perum Gading Mas
Jekulo
Dengan hormat,
Dengan hormat,
Kami mengundang Saudara
untuk menghadiri rapat yang akan diadakan pada:
Hari
: Selasa, 25 April 2011
Tempat
: Gedung pertemuan DIKPORA Kab. Kudus
Waktu
: 10.00 - 12.00 WIB
Acara
: Dengar pendapat dengan Dewan DPRD Kab. Kudus
Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih
Hormat kami,
Kepala Dinas Dikpora Kab. Kudus
Drs. Adullah hasnawai
8.
Langkah-langkah
model pembelajaran Number Head Thogether
1.
Siswa
dibagi menjadi beberapa kelmpok, setiap siswa dalam kelompok mendapatkan nomor
2.
Guru
memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
3.
Kelompok
mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat
mengerjakannya/mengetahui jawabannya
4.
Guru
memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil
kerja mereka
5.
Tanggapan
dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
6.
Kesimpulan
Penerapan
model pembelajaran Number Head Thogether
1.
Guru
menyampaikan materi tentang pengertian,fungsi,sturuktur, serta tata cara menuis
surat dinas kepada semua siswa
2.
Guru
membentuk kelompok kemudian setiap kelompok menerima nomor berdasarkan jumlah
kelompoknya
3.
Guru
memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk menulis satu surat dinas
4.
Setelah
waktu selesai, guru memanggil salah satu nomor untuk mempertanggung jawabkan
hasil diskusinya, dengan cara menuliskan hasil surat dinas didepan kelas sesuai
yang telah dikerjakan bersama dengan kelompoknya.
5.
Setelah
selesai menulis surat dinas, guru memanggil salah satu nomor.
6.
Bagi
siswa yang memiliki nomor sesuai ditunjuk oleh guru, siswa menanggapi hasil
surat dinas yang telah ditulis oleh siswa di depan kelas.
7.
Siswa
dibantu oleh guru menympulkan materi yang telah dipelajari.
Kelebihan model
pembelajaran Numbered head together:
- Setiap siswa menjadi siap dalam belajar.
- Siswa memiliki motivasi untuk serius dalam belajar.
- Dapat bertukar pikiran dengan siswa yang lain
9.
Kekurangan model pembelajaran numbered heads together:
1. Tidak semua
nomor dipanggil oleh guru.
2.
Bagi siswa yang tidak terpanggil akan menjadi jenuh
dan cenderung kembali pasif.
3.
Guru tidak
mengetahui masing-masing kemampuan siswa
4.
Waktu yang
dibutuhkan banyak
Simpulan
Menulis surat Dinas
merupakan salah satu aspek dalam pembelajaran berbahasa, surat dinas hanya
digunakan oleh suatu instansi/ lembaga, sehingga dikatakan sebagai surat resmi
selain itu tujuan utamanya sebagai alat untuk berkomunikasi dalam bahasa tulis.
Walupun surat dinas merupakan ragam resmi namun masih
banyak ksalahan dalam dalam penulisannya. Untuk meningkatkan keterampilan
menulis surat dinas, diajarkan tentang penggunaan tanda baca/ Pungtuasi yang tepat, dengan maksud
agar siswa bisa terampil dalam menulis surat dinas yang baik.
Guna menerapkan
pembelajaran di sekolah diperlukan sebuah model pembelajaran yang tepat berupa
model Number Head Thogether, dengan model itu siswa lebih tertarik dalam
pembelajaran, dan meningkatkan tanggung jawab bagi siswa sehingga materi yang
disampaikan oleh guru dapat di terima secara maksimal.
Daftar
Rujukan
Tarigan,
Hary Guntur. 1987. Pengajaran Wacana.
Bandung: Angkasa Bandung.
Tarigan,
Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
10.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar