PENGGUNAAN KALIMAT
EFEKTIF DALAM MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI METODE PEMODELAN
Disusun oleh :
Angela Diyansih Wisesa Ch
09410101/ 7C
PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
IKIP PGRI SEMARANG
2012
PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM
MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI METODE PEMODELAN
Oleh :
Angela Diyansih Wisesa Ch.
Mahasiswi
S1 PBSI IKIP PGRI Semarang
ABSTRAK
Berbicara tentang menulis banyak hal
yang harus diperhatikan, karena walaupun menulis adalah hal sepele tapi menulis ada aturan –
aturannya. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Seperti pada
umumnya untuk menguasai suatu keterampilan diperlukan latihan terus – menerus
begitu pula dengan menulis agar dapat menulis dengan baik dan benar dibutuhkan
belajar dan berlatih. Penggunaan kalimat efektif dalam menulis pengalam pribadi
juga masih sangat kurang. Banyak orang yang berpendapat bahwa menulis
pengalaman pribadi hanya dikonsumsi diri sendiri jadi, dapat dilakukan semaunya.
Namun pendapat itu sangat kurang tepat, walau menulis pengalaman pribadi hanya
dikonsumsi diri sendiri bukan berarti menulis pengalaman pribadi tidak perlu
memperhatikan aturan – aturan menulis. Pemodelan dalam pembelajaran adalah
suatu metode yang menghadirkan suatu acuan atau sesuatu yang dibuat untuk dapat
diamati atau ditiru langsung oleh siswa dalam proses pembelajaran. Guru bukan
satu-satunya model.
Kata kunci : menulis, kalimat
efektif, pengalaman pribadi, dan metode pemodelan.
PENDAHULUAN
Pembelajaran bahasa mempunyai empat
keterampilan berbahasa yang harus diperhatikan dan saling berkaitan.
Ketrampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu : keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.
Komponen yang terakhir yaitu keterampilan menulis. Keterampilan menulis
merupakan keterampilan berbahasa yang harus mengungkapkan ide, gagasan, atau
pendapat yang terdapat dalam pikiran dan menuangkannya kedalam bentuk tulisan
yang runtut sehingga dapat menjadi tulisan yang baik dan benar. Kegiatan
menulis merupakan kegiatan yang produktif
karena dapat mengekspresikan gagasan seseorang kedalam bentuk sebuah
tulisan. Menulis memang gampang – gampang susah. Gampang kalau sudah sering
melakukannya dan susah kalau belum terbiasa. Sebab, menulis termasuk jenis
keterampilan. Sebagai keterampilan, sama seperti keterampilan yang lain, untuk
memperolehnya harus melalui belajar dan berlatih. Begitu halnya menulis
pengalaman pribadi yang baik dan benar juga memerlukan belajar dan berlatih.
Menulis pengalaman pribadi semua orang mungkin bisa, akan tetapi menulis
pengalaman pribadi dengan baik dan benar tidak semua orang dapat melakukannya.
Terkadang pada saat kita menulis termasuk menulis pengalaman pribadi sering
kali kita tidak memperhatikan kata – kata yang kita gunakan dalam menyusun satu
kalimat. Tanpa kita sadari kita sering kali terkasan boros kalimat untuk
menulis sebuah paragraf, jadi kalimatnya tidak efektif. Pemborosan kalimat ini
sudah menjadi budaya pada setiap orang sehingga susah untuk merubahnya secara
instan tanpa belajar dan berlatih.
TUJUAN
Tujuan pengkajian ini secara umum merupakan suatu konsep
kebahasaan. Secara lebih khusus, pengkajian ini bertujuan untuk meningkatkan penggunaan
kalimat efektif dalam penulisan pengalaman pribadi melalui metode pemodelan.
PEMBAHASAN
Pengertian Menulis
Menulis
merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis
untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari
proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan.
Menulis selalu berurusan dengan bahasa, hanya bahasalah satu – satunya alat
untuk menulis. Keterampilan menulis itu tidak lain daripada keterampilan
menggunakan bahasa dan tulisan. Oleh karena itu kemampuan menggunakan bahasa
adalah bekal yang paling utama.
Unsur – unsur menulis :
1.
Gagasan
Gagasan dapat berupa pendapat, pengalaman atau pengetahuan yang ada
didalam pikiran seseorang. setiap orang pasti punya gagasan apapun itu bentuk
gagasannya.
2.
Tatanan
Tatanan yang dimaksud adalah tertip pengaturan dan penyusunan gagasan
dengan mengindahkan berbagai asas, aturan, dan teknik sampai merencanakan
rangka dan langkah. Hal ini berarti menulis tidak sekedar menulis, tetapi
menulis disertai dengan aturan menulis.
3.
Wahana
Wahana juga sering disebut dengan alat. Wahana dalam menulis berarti
sarana pengantar gagasan berupa bahasa tulis, yang terutama menyangkut
kosakata.
Menulis mempunyai manfaat menulis, berikut manfaat menulis, yaitu:
1.
Sarana
untuk Mengungkapkan Diri
Yang dimaksud dengan sarana menngungkapkan diri adalah
bahwa dengan menulis kita bisa mengungkapkan perasaan hati, misalnya :
kegelisahan, keinginan, kemarahan, kegembiraan, dan lain – lain. Jadi menulis
bisa dijadikan alat untuk menyalurkan uneg – uneg (perasaan hati). Bisa
jadi perasaan seseorang tersebut tidak mampu atau tidak bisa diungkapkan dalam
lisan, maka menulis menjadi salah satu sarananya.
2.
Sarana
untuk Pemahaman
Seseorang yang membaca
buku ibarat ia melekatkan pengetahuan dalam pikiran, tetapi seseorang yang
membaca disertai menulis sedang mengikat ilmu pengetahuan yang dibacanya. Hal
ini berarti, menulis bisa mengikat kuat ilmu pengetahuan kedalam otaknya.
Banyak para pembicara yang harus menyusun makalah sebelum tampil dalam sebuah
acara, ini dilakukan untuk menancap kuatkan dari apa yang harus disampaikan
pada forum.
3.
Mengembangkan
Suatu Pemahaman Tentang dan Kemampuan Menggunakan Bahasa
Seseorang menulis tidak
asal tulis, ia harus punya alat yakni bahasa. Seseorang yang ingin menulis harus
menguasai bahasa yang dijadikan alat untuk menulis. Dengan demikian menulis
tanpa mempunyai bahasa yang memadai adalah omong kosong. Kalaupun dia
memaksakan diri maka hasil dari tulisanya biasanya tidak maksimal. Orang yang
terus menulis akan meningkatkan kemahiran berbahasanya. Saya bisa membandingkan
tulisan saya sepuluh tahun yang lalu dengan sekarang jelas sangat berbeda dalam
penggunaan bahasanya. Itu artinya, kalaupun seseorang jarang menulis ia bisa
dikatakan tak mempunyai kemampuan berbahasa tulis secara memadai. Bisa jadi,
bahasa yang dibuat tidak bisa dipahami orang lain sebagai sasaran tulisannya.
Menulis juga mempunyai aturan – aturan, berikut asas atau aturan menulis
yang baik dan benar:
1.
Kejelasan
Yang dimaksud dengan
kejelasan adalah harus dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca. Ini juga
termasuk bahwa yang dimaksud penulis tidak disalah artikan atau salah tafsir
oleh pembaca gara – gara kalimat – kalimatnya yang tidak jelas. Dengan kata
lain kalimat bisa dikatakan jelas kalau apa yang dipahami oleh pembaca sama
persis dengan apa yang dimaksud penulisnya.
2.
Keringkasan
Keringkasan maksudnya
adalah kalimat yang disusun tidak hanya pendek – pendek tetapi jangan
menggunakan ungkapan – ungkapan yang tidak berlebihan.
3.
Ketepatan
Suatu penulisan harus
dapat menyampaikn butir gagasan kepada pembaca dengan kecocokan yang dimaksud
penulisannya. Ini berarti apa yang diinginkan oleh penulis bisa dipahami oleh
pembaca.
4.
Kesatupaduan
Yang dimaksud dengan
kesatupaduan adalah ada satu gagasan dalam satu alinea dengan hanya satu pokok
pikiran. Satu alinea sebisa mungkin hanya memiliki satu pokok pikiran dengan
beberapa pokok pikiran penjelas.
5.
Pertautan
Maksudnya adalah antar
bagian bertautan satu sama lain. Jadi kalimat satu dengan yang lain saling berhubung
atau berkesinambungan.
Hakikat Kalimat Efektif
Kalimat
efektif terdiri dari dua kata yaitu kalimat dan efektif. Kalimat adalah satuan
bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulis yang memiliki sekurang-kurangnya
subjek dan predikat. Bagi seorang pendengar atau pembaca, kalimat adalah
kesatuan kata yang mengandung makna atau pikiran. Sedangkan bagi penutur atau
penulis, kalimat adalah satu kesatuan pikiran atau makna yang diungkapkan dalam
kesatuan kata. Sedangkan efektif
mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai
pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah ketepatan
penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu
pula. Jadi, kalimat efektif ialah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa,
benar, jelas, dan mempunyai makna yang mudah dipahami oleh pembaca atau
pendengar secara tepat. Kalimat efektif
mempunyai syarat sebagai kalimat efektif yang benar, berikut syarat-sayarat kalimat efektif :
1. KESATUAN GAGASAN
Memiliki subyek,predikat, serta unsure – unsure lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal.
Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan).
1. KESATUAN GAGASAN
Memiliki subyek,predikat, serta unsure – unsure lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal.
Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan).
Menjadi :
Keputusan itu merupakan kebijakaan yang dapat membantu keselamatan
umum.
2. KESEJAJARAN
Kesejajaran bentuk adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat – predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kesejajaran bentuk adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat – predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
3. KEHEMATAN
kehematan adalah upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu jadi, kata menjadi padat berisi.Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Contoh :
kehematan adalah upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu jadi, kata menjadi padat berisi.Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Contoh :
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan
melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
4. PENEKANAN
Merupakan perlakuan khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan.Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
2. Persoalan itu dapat diselesaikan dengan mudah.
• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Meskipun hujan turun, Ia tetap bersemangat berangkat ke sekolah
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Saudara-saudara, kita tidak suka dibohongi, kita tidak suka ditipu, kita tidak suka dibodohi
• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
Merupakan perlakuan khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan.Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
2. Persoalan itu dapat diselesaikan dengan mudah.
• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Meskipun hujan turun, Ia tetap bersemangat berangkat ke sekolah
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Saudara-saudara, kita tidak suka dibohongi, kita tidak suka ditipu, kita tidak suka dibodohi
• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1.
Informasi
ini tidak bersifat sementara, tetapi bersifat tetap.
2.
Peserta
kegiatan ini adalah laki-laki, bukan perempuan.
5. KELOGISAN
Kelogisan adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal dan penulisannya sesuai EYD.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
Kelogisan adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal dan penulisannya sesuai EYD.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
Contoh
kalimat efektif:
1. Saran yang di kemukakannya kami akan pertimbangkan ( tidak efektif )
Seharusnya : Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
2. Sejak dari pagi dia bermenung ( tidak efektif )
Seharusnya : Sejak pagi dia bermenung.
1. Saran yang di kemukakannya kami akan pertimbangkan ( tidak efektif )
Seharusnya : Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
2. Sejak dari pagi dia bermenung ( tidak efektif )
Seharusnya : Sejak pagi dia bermenung.
Pengalaman Pribadi
Pengalam pribadi adalah kajadian yang
dialami seseorang, semua hal yang pernah kita alami dapat disebut dengan pengalaman
pribadi. Tulisan pribadi adalah suatu bentuk tulisan yang memberikan sesuatu
yang paling menyenangkan dalam penjelajahan diri pribadi sang penulis. Dengan
catatan atau laporan pribadi yang tertulis kita dapat mengungkap kembali atau
merekam secara tepat apa – apa yang kita rasakan atau alami dimasa lalu. Jenis
– jenis pengalam pribadi, yaitu :
1.
Pengalaman
lucu yaitu pengalaman yang membuat seseorang tertawa. Pengalaman ini lebih
sering ingin diungkapkan / diceritakan kepada orang lain.
2.
Pengalaman
mendebarkan adalah pengalaman seseorang yang mengalami peristiwa yang
mendebarkan.
3.
Pengalaman
mengharukan yaitu pengalaman yang membuat orang yang mengalami peristiwa ini
terharu.
4.
Pengalaman
memalukan adalah sebuah kejadian yang pernah dialami seseorang yang membuat
orang tersebut malu.
5.
Pengalaman
menyakitkan adalah pengalaman yang paling membekas dalam hati pelaku.
6.
Pengalaman
menyenangkan adalah pengalaman yang membuat kita gembira/ senang.
7.
Pengalaman
menyedihkan adalah pengalaman yang membuat kita merasa sedih.
Metode Pemodelan
Metode pengajaran adalah
suatu cara yang teratur dan berfikir baru untuk mencapai maksud atau cara kerja
yang bersistem agar memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan yang mencapai tujuan.
Dengan metode diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar sehubungan dengan
kegiatan mengajar guru. Jenis – jenis metode pembelajarn yaitu : metode
demonstrasi, metode ceramah, metode penugasan, metode Tanya jawab, metode
diskusi, metode karya wisata, metode pemodelan dan lain sebagainya. Kita akan membahas
mengenai metode yang kita pakai dalam pembelajaran menulis pengalaman pribadi,
yaitu metode pemodelan. Metode pemodelan yaitu metode yang memerlukan model
sebagai contoh untuk merangsang peserta didik. Komponen pemodelan merupakan
bagian dari setrategi pembelajaran. Maksudnya, dalam sebuah pembelajaran
ketrampilan berbahasa atau pengetahuan tertentu ada model yang bisa ditiru,
dalam hal ini guru memberi model cara mengerjakan sesuatu. Model dapat
dirancang dengan melibatkan siswa.
Faktor digunakannya metode pemodelan yaitu karena hal yang dipelajari
membutuhkan model untuk memperjelas peserta didik.
Berikut kelemahan dan kelebihan metode pemodelan. Kelemahan metode ini
diantaranya: dapat membuat peserta didik tidak paham, apabila modelnya tidak
sesui. Sedangkan kelebihan metode ini diantaranya adalah: siswa dapat
memperoleh pengalaman lebih, artinya peserta didik tidak hanya tahu materinya
secara teoritis tapi juga dapat mempraktikkannya secara langsung.
SIMPULAN
Menulis
adalah salah satu ketrampilan berbahasa dan untuk menguasai suatu ketrampilan
kita harus rajin berlatih begitu juga dengan ketrampilan menulis. Agar kita
menguasai ketrampilan menulis kita harus rajin berlatih menulis, karena menulis
mempunyai aturan (asas menulis yang baik dan benar). Penggunaan kalimat efektif
dalam menulis termasuk menulis pengalaman pribadi sangat kurang sekali. Penulis
lebih sering beranggapan bahwa menulis pengalaman pribadi tidak memerlukan/
membutuhkan tata cara menulis, karena penulis beranggapan bahwa menulis
pengalaman pribadi hanya dikonsumsi diri sendiri, jadi kalimat – kalimat yang
digunakan tidak sesuai EYD atau tidak efektif. Melalui metode pemodelan
diharapkan penulis dapat menggunakan kalimat efektif dalam menulis pengalaman
pribadi. Karena metode pemodelan secara langsung memberikan gambaran tentang
apa itu kalimat efektif dan bagaimana kalimat efektif dalam menulis pengalaman
pribadi.
DAFTAR PUSTAKA
Gorys, Keraf. 1997. Komposisi. Jakarta : Nusa Indah.
Endraswara, Suwardi. 2003. Membaca, Menulis, Mengajar Sastra.
Yogyakarta : Adicita Karya Nusa.
Hendri Guntur Tarigan. 1994. Menulis. Bandung: Angkasa.
http/
definisi kalimat efektif.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar