Sabtu, 09 Februari 2013

anakes


BAB II
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA SKRIPSI BERJUDUL “PEMBELAJARAN NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN” OLEH ANGGA ARIS TANTO / 09410149 / 7A

A.  Latar Belakang Masalah

   Karya sastra merupakan cerminan kehidupan manusia. Berbagai peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia dapat diungkapkan melalui karya sastra. Karya sastra adalah  perlukisan kehidupan hasil pengamatan pengarang atas kehidupan sekitarnya. Dengan karyanya, sastrawan berusaha mengungkapkan makna hidup dan kehidupan sebagaimana yang terungkap oleh mata batinnya. Karya sastra pada umumnya berisi tentang permasalahan yang melengkapi kehidupan manusia.
Karya sastra hadir berdasarkan hasil ciptaan manusia yang mengekspresikan fikiran, pemahaman dan tanggapan perasaan penciptanya tentang hakikat kehidupan dengan menggunakan bahasa yang imajinatif dan emosional. Sebagai hasil karya imajinatif, sastra selain berfungsi sebagai hiburan yang menyenangkan, juga berguna untuk menambah pengalaman batin bagi para pembacanya. Sebuah karya sastra yang baik tidak hanya dipandang sebagai rangkaian kata, tetapi juga ditentukan oleh makna yang terkandung di dalamnya dan dapat memberikan pesan yang positif bagi pembacanya (Endraswara, 2008:160).
Karya sastra sebagai hasil kehidupan mengandung berbagai macam nilai, antara lain nilai-nilai pendidikan, sosial, filosofi, religi dan sebagainya. Nilai-nilai tersebut melebur dalam suatu karya sastra, meskipun demikian tidak semua karya sastra mengandung nilai-nilai yang positif yang dapat berguna bagi kehidupan manusia. Salah satu nilai yang bermanfaat bagi kehidupan manusia adalah nilai pendidikan.
Ada berbagai bentuk karya astra, yaitu berupa novel, cerita pendek, drama, serta puisi. Salah satu karya sastra yang banyak diminati oleh masyarakat adalah novel. Sebuah novel yang hadir dihadapan pembaca adalah sebuah totalitas yang akan menyebabkan novel tersebut menjadi sebuah karya sastra yang bermakna dan hidup. Novel merupakan sebuah karya sastra yang imajinatif. Novel adalah cerita rekaan yang panjang, yang mengetengahkan tokoh-tokoh dan menampakkan serangkain peristiwa dan latar secara terstruktur (Noor, 2004: 26).
Novel merupakan perpaduan antara fungsi menghibur dan menyampaikan nasehat. Tidak hanya menghibur, Novel juga dapat memberikan pengalaman wawasan bagi pembaca dan dapat menjadi media penyampaian nasehat tentang nilai-nilai pendidikan oleh pengarang yang disampaikan secara implisit melalui cerita. Novel pada dasarnya mempunyai hakekat yang sama dengan karya sastra, karena novel merupakan bagian dari karya sastra.
Melalui analisis unsur-unsur intrinsik yang berupa tokoh, penokohan dan latar inilah maka nilai-nilai pendidikan akan lebih terlihat. Pembaca akan mengetahui nilai pendidikan dalam suatu novel jika dia benar-benar memahami unsur-unsur intrinsik tersebut. Nilai pendidikan tersebut tercermin pada karakter yang ditunjukan oleh tokoh di dalam sebuah cerita, dapat juga berupa dialog antar tokoh.
Kehadiran novel memberi pengaruh terhadap nilai-nilai yang luhur. Berbagai nilai dapat ditemukan dalam sebuah novel, seperti nilai pendidikan. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai usaha pemberian informasi dan pembentukan ketrampilan saja, namun diperluas sehingga mencakup usaha untuk mewujudkan keinginan, kebutuhan, dan kemampuan individu sehingga tercapai pola hidup pribadi dan sosial yang memuaskan. Pendidikan bukan semata-mata sebagai sarana untuk persiapan kehidupan yang akan datang tetapi juga kehidupan anak sekarang yang sedang mengalami perkembangan menuju kedewasaan (Hadikusumo, 1996: 21).
Pemahaman nilai pendidikan menjadi hal yang penting karena dapat meningkatkan karakter, moral dan budi pekerti serta dalam rangka pembentukan aklak generasi muda yang berbudaya, sehingga dapat mewujudkan manusia yang berilmu, berakhlak dan berbudaya tinggi. Karena pentingnya pemahaman nilai pendidikan, maka pemahaman nilai pendidikan harus diterapkan dalam pembelajaran disekolah. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut perlu adanya penyajian novel yang berkualitas dimana novel tersebut tidak hanya mengandung unsur hiburan saja tetapi juga berisi nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan pandangan hidup bagi pembacanya.
Pembelajaran akan pemahaman nilai pendidikan dalam karya sastra akan menjadi efektif jika diterapkan pada siswa SMA, karena masa remaja adalah masa dimana seseorang rawan akan tindakan negatif, masa dimana mereka mencari jati diri dan ingin mencoba hal-hal yang baru. Oleh karena itu pemahaman mengenai nilai pendidikan sangat penting bagi mereka.
Seperti yang dikatakan Jarolimek (dalam Zuriah, 2007:18) bahwa pendidikan budi pekerti merupakan program pengajaran disekolah yang bertujuan mengembangkan watak atau tabiat siswa dengan cara menghayati nilai-nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam hidupnya melalui kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, dan kerja sama. Dengan demikian pendidikan budi pekerti sangat berguna untuk membangun karakter pribadi seseorang, apalagi sekarang pendidikan karakter sangat di utamakan dalam lingkup pendidikan di sekolah baik melalui pengajaran maupun hal-hal lain.
Pembelajaran yang akan diterapkan dari penelitian ini berfokus pada pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, yang akan disesuaikan dengan silabus khususnya kelas XI, semester 1, dengan Standar Kompetensi : Membaca. Pada Kompetensi Dasar : 7. 2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/novel terjemahan. Pembelajaran yang ingin ditekankan adalah pemahaman nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin Karya Tere Liye. Melalui analisis unsur-unsur intrinsik yang antara lain adalah tokoh, penokohan dan latar inilah akan diketahui nilai-nilai yang terkandung dalam novel. Melalui dialog dalam penokohan maka akan diketahui karakter yang ditampilkan oleh tokoh, karakter tersebut memang ditampilkan secara bervariasi tergantung dari si penulis novel. Karakter yang bernilai positif dapat memberi pembelajaran bagi pembaca tentang nilai-nilai yang mendidik. Nilai-nilai pendidikan tersebut merupakan unsur ekstrinsik yang secara nyata membangun dan terdapat di dalam novel. Oleh karena itu agar nilai pendidikan dapat dipahami oleh peserta didik, maka sebelum mengetahui nilai pendidikan terlebih dahulu menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik, karena nilai pendidikan yang terdapat dalam novel sangat erat hubunganya dengan unsur intrinsik maupun ekstrinsik. Pembelajaran tersebut tentunya akan disesuaikan dengan Kompetensi Dasar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Kegiatan survei atau pengamatan awal mengenai pembelajaran novel di SMA 1 Bulakamba Brebes memang sudah cukup baik. Akan tetapi dalam hal menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik novel terkadang peserta didik merasa jenuh. Hal yang membuat peserta didik jenuh adalah cara guru dalam mengajar menggunakan metode pembelajaran klasikal yang cenderung monoton dan tidak memperhatikan kompetensi setiap peserta didik, sehingga seolah – oleh guru tidak memperdulikan mana siswa yang aktif dan siswa yang pasif.
Metode klasikal juga tidak melatih siswa untuk mandiri dalam menemukan konsep-konsep yang mereka butuhkan. Metode pembelajaran tersebut kurang efektif karena semua peserta didik dianggap mempunyai kompetensi yang sama oleh pendidik. Oleh karena itu diharapkan dengan penggunaan metode pembelajaran discovery serta dengan novel bertemakan dunia remaja yang mengandung nilai pendidikan, pembelajaran tentang analisis novel dapat meningkatkan minat belajar siswa, setidaknya dapat menghilangkan kejenuhan siswa dan memberi variasi dalam pembelajaran serta merealisasikan nilai pendidikan yang mereka pahami dalam novel.
Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, tujuannya adalah agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien serta mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar (Roestiyah, 2001:1).
Salah satu metode pembelajaran yang bisa digunakan adalah metode discovery. Ditinjau dari kata-katanya, maka “discover” berarti menemukan, dan “discovery” adalah penemuan. Jadi seseorang dikatakan melakukan “discovery” bila anak tersebut terlihat menggunakan proses mentalnya dalam usaha menemukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip. Kegiatan pembelajaran yang bisa dilakukan misalnya, mengamati, menggolong-golongkan, mengukur, menduga mengambil kesimpulan (Sudaryo,1991:59). Sejalan dengan itu Roestiyah (2001:20) menegaskan “metode discovery adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau  prinsip. Metode discovery berpusat pada keaktivan siswa”.
Metode discovery merupakan komponen dari praktek pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, beroreientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif. Penggunaan model discovery menempatkan siswa sebagai subyek dan guru sebagai fasilitator, motivator dan moderator dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dengan model discovery memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara langsung pada saat proses pembelajaran. Dengan demikian maka metode discovery adalah metode mengajar yang mempergunakan teknik penemuan dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini siswa lebih aktif dalam menemukan konsep yang telah diberikan oleh guru.
Tere Liye adalah seorang penulis novel berbahasa indonesia. Beliau lahir pada tanggal 21 Mei 1979 di Tandaraja, kota Palembang. Telah menghasilkan 14 buah novel. Tere Liye merupakan nama pena dari seorang novelis yang diambil dari bahasa India dengan arti : untuk-Mu. Nama asli dari Tere Liye adalah Darwis. Beliau memiliki istri bernama Riski Amelia, dan sudah mempunyai satu anak yang bernama Abdullah Pasai. Tere Liye lahir dan besar di pedalaman sumatera, hanya berasal dari keluarga petani biasa, dia adalah anak keenam dari tujuh bersaudara. Pendidikan formal mulanya di tempuh di SD Negeri 2 Kikim Timur (Sumatera Selatan), setelah itu dia melanjutnya pendidikanya di SMP Negeri 2 Kikim Timur (Sumatera Selatan) dan di SMU Negeri 9 Bandar Lampung. Setelah lulus SMA beliau melanjutkan pendidikanya di Universitas Indonesia (UI) di Fakultas Ekonomi.
Kiprah Tere Liye di dunia menulis patut diacungi jempol. Hampir semua karyanya mendapat tempat di hati masyarakat, tak heran jika namanya tidak asing di kalangan penikmat karya sastra. Berikut adalah daftar buku yang sudah diciptakan oleh Tere Liye :
1. Daun yg Jatuh Tak Pernah Membenci Angin (Gramedia Pustaka Umum, 2010)
2. Pukat (Penerbit Republika, 2010)
3. Burlian (Penerbit Republika, 2009)
4. Hafalan Shalat Delisa (Republika, 2005)
5. Moga Bunda Disayang Allah (Republika, 2007)
6. Bidadari-Bidadari Surga (Republika, 2008)
7. The Gogons Series: (Gramedia Pustaka Umum, 2006)
8. Sang Penandai (Serambi, 2007)
9. Rembulan Tenggelam Di Wajahmu (Grafindo, 2006; Republika 2009)
10. Mimpi-Mimpi Si Patah Hati (AddPrint, 2005)
11. Cintaku Antara Jakarta & Kuala Lumpur (AddPrint, 2006)
12. Senja Bersama Rosie (Grafindo, 2008).

Tampaknya Tere liye tidak ingin dikenal oleh pembacanya. Hal itu terlihat dari sedikitnya informasi yang pembaca dapat melalui bagian "tentang penulis" yang terdapat pada bagian belakang sebuah novel. Lumayan sulit ketika mencari tahu tentang Tere liye. Tere tidak seperti penulis lain yang biasanya memasang foto, contact person, profil lengkap pada setiap bukunya sehingga ketika buku/novel tersebut meledak biasanya langsung membuat penulis tersebut terkenal. Padahal novel-novel karya tere liye terbilang sukses di pasaran. Alasan utamanya adalah Tere ingin mempersembahkan karya terbaiknya dengan sederhana dan tulus (http://sorayaagustina.blogspot.com, diakses Jumat, 20 April 2012).
Semua novel Tere Liye memiliki cerita yang unik dengan mengutamakan pengetahuan, moral, dan agama. Penyampaian cerita tentang keluarga, moral, Islam, dakwah pun sangat mengena tanpa membuat pembaca nya merasa digurui.

Analisis Kesalahan berbahasa

1.      Aspek Fonologis
Kaidah dalam aspek fonologis meliputi penulisan huruf, pelafalan (pengucapan), danpengakroniman.Penulisan huruf menyangkut abjad, vokal, konsonan, diftong, persukuan,dannamadiri.Pelafalan atau pengucapan huruf juga termasuk hal penting dalam fonologis.
Contoh dari analisis dalam skripsi tersebut adalah
( tidak Baku)               ( Baku )
1. nasehat                   Nasihat
2. fikiran,                    Pikiran
3. ketrampilan            Keterampilan
4. aklak                       Akhlak

2.      Aspek Morfologis
Aspek morfologis ini menyangkut kata, baik pengimbuhan (afiksasi) penggabungan, pemenggalan, penulisan, maupun penyesuaian kosa kata asing. Kata dasar, kata turunan, kata ulang, gabungan kata-kata ganti, kata depan, kata si dan sang, partikel, penulisan unsur serapan, tanda baca, penulisan angka dan bilangan sangat penting untuk diperhatikan dalam ragam baku bahasa Indonesia. Kata dasar ditulis sebagai satu satuan. Kata turunan ditulis dengan beberapa ketentuan.
Contoh dari analisis dalam skripsi tersebut sebagai berikut:
( Salah)                        ( Benar )
Disekolah                   Di Sekolah
dihadapan                  Di hadapan
pembaca nya              Pembacanya
di utamakan               Diutamakan
3.       Aspek Sintaksis
Dalam ragam bahasa baku aspek sintaksis ini meliputi frase, klausa, dan kalimat. Frase dan klausa merupakan bagian dari kalimat. Kalimat dikatakan baik apabila memiliki kesatuan pikiran/makna (kohesi) dan terdapat kesatuan bentuk (koherensi) di antara unsur-unsurnya. Begitu pula, kalimat dikatakan sempurna apabila mampu berdiri sendiri terlepas dari konteksnya, dan mudah dipahami maksudnya.
Contoh dari analisis dalam skripsi tersebut adalah
dan dapat menjadi ( tidak efektif )
Dapat menjadi ( Efektif )
 Novel merupakan sebuah karya sastra yang imajinatif. Novel adalah cerita rekaan yang panjang, yang mengetengahkan tokoh-tokoh dan menampakkan serangkain peristiwa dan latar secara terstruktur  ( Tidak efektif )
Novel merupakan sebuah karya sastra yan imajinatif, yaitu cerita rekaan yang panjang, yang menegetengahkan tokoh – tokoh dan menampakan sserangkaian peristiwa dan latr secara terstruktur ( Efektif
Oleh karena itu agar nilai pendidikan dapat dipahami oleh peserta didik, maka sebelum mengetahui nilai pendidikan terlebih dahulu menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik, karena nilai pendidikan yang terdapat dalam novel sangat erat hubunganya dengan unsur intrinsik maupun ekstrinsik. ( Tidak efektif )
Oleh karena itu, agar nilai pendidikan dapat dipahami peserta didik, maka siswa harus lebih dahulu menganalisis unsure intrinsik dan ekstrinsiknya. Hal ini dikarenakan nilai pendidikan yang terdapat dalam novel sangat erat hubungannya dengan unsure ekstrinsik
















BAB III
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA SKRIPSI BERJUDUL “PENGARUH KEMANDIRIAN SISWA TERHADAP KEBERHASILAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN BUDAYA BANGSA PADA SISWA KELAS VII SMPLB NEGERI JEPARA TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011” OLEH SILVIANI ARIANI
1.      Salah : Setiap individu mendambakan dirinya lahir dalam keadaan normal, tetapi anak berkebutuhan harus khusus menerima kenyataan hidupnya yang kekurangan, tetapi mereka berhak mendapat pendidikan yang layak, termasuk pendidikan karakter.
Benar : Setiap individu mendambakan dirinya lahir dalam keadaan normal, tetapi anak yang berkebutuhan khusus harus bisa menerima kenyataan hidupnya yang mengalami kekurangan. Akan tetapi mereka berhak mendapat pendidikan yang layak, termasuk pendidikan karakter.
2.      Salah   : Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah kemandirian dapat mempengaruhi keberhasilan pendidikan karakter dan budaya bangsa pada siswa kelas VIII SMPLB Negeri Jepara tahun pelajaran2010/2011” Tujuan penelitian ini untuk …
Benar   : Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah kemandirian dapat mempengaruhi keberhasilan pendidikan karakter dan budaya bangsa pada siswa kelas VIII SMPLB Negeri Jepara tahun pelajaran 2010/ 2011”. Tujuan penelitian ini untuk …

3.      Salah   : … dimulai bulan Januari tahun2011. Fokus penelitian nya adalah kemandirian siswa kelas VIII SMPLB Negeri Jepara terhadap keberhasilan pendidikan karakter dan budaya bangsa dengan indicator factor intern, factor keluarga, tata tertib sekolah, dan sarana prasarana sekolah.
Benar   :  … dimulai bulan Januari tahun 2011. Fokus penelitiannya adalah kemandirian siswa kelas VIII SMPLB Negeri Jepara terhadap keberhasilan pendidikan karakter dan budaya bangsa dengan indicator yaitu faktor intern, keluarga, tata tertib sekolah, dan sarana prasarana sekolah.

4.      Salah   : Adapun Metodologi dalam penelitian ini menggunakan penelitian diskriptif kualitatif karena data yang dikumpulkan berupa kata-kata, kalimat, pencatatan dokumen maupun arsip yang memiliki arti yang sangat lebih dari sekedar angka atau frekuensi.
Benar : Adapun metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskritif kualitatif, karena data yang dikumpulkan berupa kata-kata, kalimat, pencatatan dokumen maupun arsip yang memiliki arti lebih dari sekadar angka atau frekuensi.

5.      Salah   : Hasil penelitian : dengan memperhatikan factor intern, keluarga, tata tertip, dan sarana prasarana, guru melakukan, mengajari, dan membimbing siswa dapat mandiri sehingga dapat mengimplementasikan pendidikan karakter dan budaya bangsa di lingkungan sekolah.
Benar   : Hasil penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan faktor intern, keluarga, tata tertib, dan sarana prasarana. Guru bertindak mengajari dan membimbing siswa agar dapat mandiri. Sehingga dapat mengimplementasikan pendidikan karakter dan budaya bangsa di lingkungan sekolah.

6.      Salah   : Kesimpulan : factor intern/bawaan, keluarga, tata tertip, dan faktor sarana prasarana sangat mempengaruhi tingkat kemandirian siswa, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi dan trampil dan berada dilingkungan keluarga yang membiasakan hidup mandiri akan mudah mencapai tingkat kemandirian yang diharapkan, begitu juga tata tertip dan sarana prasarana sekolah yang memadahi dapat membantu dan mendorong siswa untuk mandiri.
Benar   : Simpulannya adalah faktor intern atau faktor bawaan, keluarga, tata tertib, dan sarana prasarana sangat mempengaruhi tingkat kemandirian siswa. Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi dan terampil yang berada dilingkungan keluarga mampu membiasakan hidup mandiri, sehingga akan mudah mencapai tingkat kemandirian yang diharapkan. Demikian juga tata tertib dan sarana prasarana sekolah yang memadai dapat membantu dan mendorong siswa untuk mandiri.

7.      Salah   :  Saran : Sebenarnya, mandiri tidak hanya dalam kegiatan belajar saja sebab setiap kegiatan membutuhkan tingkat kemandirian yang tinggi agar dapat berhasil. orang tua hendaknya selalu memperhatikan perkembangan sikap kemandirian anaknya, begitu juga guru harus selalu meningkatkan pelayanan terhadap siswa SMPLB Negeri Jepara, khususnya meningkatkan kemandirian siswa sehingga pendidikan karakter dan budaya bangsa dapat tercapai secara maksimal.
Benar   : Sebenarnya adalah mandiri tidak hanya dalam kegiatan belajar saja, tetapi setiap kegiatan membutuhkan tingkat kemandirian. Orang tua hendaknya selalu memperhatikan perkembangan kemandirian anaknya. Guru harus selalu meningkatkan pelayanan terhadap siswanya. Sehingga pendidikan karakter dan budaya bangsa dapat tercapai secara maksimal.

8.      Salah  : Keluarga merupakan wadah pendidikan yang sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan kemandirian anak, oleh karena itu pendidikan anak tidak dapat dipisahkan dari keluarganya karena keluarga merupakan tempat pertama kali anak belajar menyatakan diri sebagai mahkluk sosial dalam berinteraksi dengan kelompoknya.
Benar   : Keluarga merupakan wadah pendidikan yang sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan kemandirian anak. Pendidikan anak tidak dapat dipisahkan dari keluarganya karena keluarga merupakan tempat pertama kali anak belajar menyatakan diri sebagai makhluk sosial dalam berinteraksi dengan kelompoknya.

9.      Salah   : Orang Tua memegang peranan utama dan pertama bagi pendidikan anak, mengasuh, membesarkan dan mendidik anak merupakan tugas mulia yang tidak lepas dari berbagai halangan dan tantangan, sedangkan guru disekolah merupakan pendidik yang kedua setelah orang tua di rumah.
Benar   : Orang tua memiliki peranan utama dalam mendidik, mengasuh, dan membesarkan anak. Mendidik anak merupakan tugas mulia yang tidak lepas dari berbagai rintangan. Sedangkan guru merupakan pendidik kedua setelah orang tua.

10.  Salah   : Pada umumnya murid atau siswa adalah merupakan insan yang masih perlu dididik atau diasuh oleh orang yang lebih dewasa dalam hal ini adalah ayah dan ibu, jika orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama ini tidak berhasil meletakkan dasar kemandirian maka akan sangat berat untuk berharap sekolah mampu membentuk siswa atau anak menjadi mandiri.
Benar   : Pada dasarnya anak merupakan insan yang masih perlu didikan dari orang tuanya. Jika orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama tidak berhasil meletakkan dasar kemandirian, maka belum tentu sekolah mampu membentuk anak menjadi mandiri.

























BAB IV
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA SKRIPSI BERJUDUL “PENANGANAN PELANGGARAN TATA TERTIB SISWA DI SMP NEGERI 2 TEGOWANU KECAMATAN TEGOWANU KABUPATEN GROBOGAN” OLEH AMALIA PERMATA

1.      Salah   : Skripsi yang berjudul“Penanganan Pelanggaran Tata Tertib Siswa Di SMP Negeri 2 Tegowanu Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan”. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional dalam pasal 3 bahwa pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Benar   : Skripsi yang berjudul “Penanganan Pelanggaran Tata Tertib Siswa Di SMP Negeri 2 Tegowanu Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan”. Menurut UU No.20 pasal 3 tahun 2003 tentang pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

2.      Salah   : …. demokratis serta bertanggung jawab.Permasalahan utama yang dikaji dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimanakah penanganan pelanggaran tata tertib siswa di SMP N 2 Tegowanu? 2) Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap upaya penanganan pelanggaran tata tertib yang dilakukan oleh pihak sekolah di SMP N Tegowanu? Tujuan dalam penelitian ini adalah 1) untuk mendapatkan gambaran tentang upaya penganan pelanggaran tata tertib yang dilakukan oleh pihak sekolah di SMP Negeri 2 Tegowanu 2) Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap upaya penanganan pelanggaran tata tertib yang dilakukan oleh pihak sekolah di SMP Negeri 2 Tegowanu.
Benar   : …. demokratis serta bertanggung jawab. Permasalahan utama yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penanganan pelanggaran tata tertib siswa di SMP Negeri 2 Tegowanu? dan bagaimanakah tanggapan siswa terhadap upaya penanganan pelanggaran tata tertib yang dilakukan oleh pihak sekolah di SMP Negeri Tegowanu? Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang upaya penganan pelanggaran tata tertib yang dilakukan oleh pihak sekolah di SMP Negeri 2 Tegowanu dan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap upaya penanganan pelanggaran tata tertib yang dilakukan oleh pihak sekolah di SMP Negeri 2 Tegowanu.

3.      Salah   : Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Penanganan penanganan tata tertib siswa di SMP Negeri 2 Tegowanu Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tata tertib siswa di SMP Negeri 2 Tegowanu termasuk dalam kategori kurang tertib, hal ini dikarenakan masih sering dijumpai terjadi pelanggaran dari tingkat ringan sampai tingkat berat seperti tidak mengenakan ikat pinggang, tidak masuk tanpa surat ijin, terlambat masuk sekolah, merokok, melakukan pemalakan, dan berkelahi.
Benar   : Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penanganan tata tertib siswa di SMP Negeri 2 Tegowanu Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan termasuk dalam kategori kurang tertib. Hal ini dikarenakan masih dijumpai terjadi pelanggaran dari tingkat ringan sampai tingkat berat seperti tidak mengenakan ikat pinggang, tidak masuk tanpa surat izin, terlambat masuk sekolah, merokok, melakukan pemalakan, dan berkelahi.

4.      Salah   : Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tata tertib di sekolah antara lain adalah pemahaman siswa terhadap tata tertib, siakp guru, proses pendidikan siswa di rumah dan kondisi lingkungan.
Benar   : Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tata tertib di sekolah adalah pemahaman siswa terhadap tata tertib, sikap guru, proses pendidikan siswa di rumah dan kondisi lingkungan.

5.      Salah   : Tanggapan dari siswa terhadap penanganan yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk menangani siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib  beraneka ragam, mulai dari siswa yang berpendapat bahwa penanganan dari sekolah sudah tepat atau cukup baik untuk mencegah terjadinya pelanggaran, siswa berpendapat bahwa penanganan pelanggaran tata tertib yang tidak tepat untuk mencegah terjadinya pelanggaran dan siswa berpendapat tidak tau mengenai penanganan yang dilakukan oleh sekolah.
Benar   : Tanggapan dari siswa terhadap penanganan yang dilakukan oleh pihak sekolah beraneka ragam, terdapat siswa yang berpendapat bahwa penanganan dari sekolah sudah tepat atau cukup baik untuk mencegah terjadinya pelanggaran, penanganan pelanggaran tata tertib yang tidak tepat untuk mencegah terjadinya pelanggaran dan ada pula yang berpendapat tidak tahu mengenai penanganan yang dilakukan oleh sekolah.



















BAB V
PENUTUP


1 komentar:

  1. Best casino site – Vivo Casino
    Looking for the best หาเงินออนไลน์ casino site? Check our reviews and try our free slots 인카지노 games to win real cash. ✓ Best Slots Casino Sites. ✓ Best Online Casino Bonuses. 카지노사이트

    BalasHapus