Sabtu, 15 September 2012

RESENSI PADANG BULAN DAN CINTA DALAM GELAS


Padang Bulan dan Cinta Dalam Gelas

Judul               : Padang Bulan dan Cinta Dalam Gelas
Penerbit           : Bentang Pustaka
Penulis             : Andrea Hirata
Tebal               : 516 halaman
Kategori          : Novel Roman
Andrea Hirata Seman Said Harun, begitu nama lengkapnya, seorang penulis sastra yang mulai mengukir prestasi tahun 2006/2007 dengan Laskar Pelangi sebagai karya perdananya yang begitu laris di pasaran. Pria asal Bangka Belitung 24 Oktober, lulusan Universitas Indonesia jurusan ekonomi sudah melahirkan banyak karya diantaranya Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Endensor, Maryamah Karpov, serta Padang Bulan dan Cinta Dalam Gelas.
Andrea begitu akrab dipanggil, cenderung memunculkan tema percintaan, perjuangan seseorang dalam kehidupan serta kebudayaan lokal yang diangkatnya dari tanah kelahirannya.
Padang Bulan dan Cinta Dalam Gelas merupakan novel dwilogi yang saling berkaitan dan bisa dikatakan lanjutan dari novel berjudul Maryamah Karpouv yang di kemas dengan sampul yang terbalik. Hal itu menimbulkan ketertarikan bagi penggemar novel Indonesia. Padang Bulan bertemakan perjuangan dan kecemburuan. Kiasan perjuangan ditampilkan oleh Andrea lewat sosok Enong, gadis kecil berusia 14 tahun yang harus berjuang bagi keluarganya setelah ditinggal wafat ayahnya. Enong adalah anak sulung dari 5 bersaudara. Dalam tata masyarakat Melayu, menurut Andrea, anak sulung harus menjadi tulang punggung yang harus bertanggung jawab memikul beban hidup keluarga. Maka, Enong harus merelakan masa kecil dan remajanya demi kebahagiaan Ibunda serta adik-adiknya. Maka dimulailah kisah-kisah perjuangan Enong yang penuh inspirasi. Andrea mampu menyajikan bahwa dalam diri setiap manusia terdapat kekuatan yang bahkan tidak disadari seseorang. Lewat Enong (yang selanjutnya dikenal sebagai Maryamah), kita akan diajak untuk merasakan pahit getir perjuangan hidup seorang gadis kecil yatim. Ia rela melakukan pekerjaan apapun demi kebahagiaan keluarganya, dan demi cita-cita agungnya, menjadi guru bahasa Inggris
Lalu, tentang kecemburuan? Nah, di sinilah jawaban atas pertanyaan pembaca tentang akhir kisah cinta Ikal dan A Ling yang agak ‘kabur’ pada ending Maryamah Karpov. Pada edisi ini, kisah cinta mereka semakin tumbuh dan berkembang layaknya sebatang pohon bunga melati. Semakin merekah, namun bunga itu menarik perhatian kumbang untuk menghisap sarinya. Di sinilah Ikal mengenal apa itu ‘cemburu’. Parodi cinta yang menyegarkan. Simak definisi Ikal akan kata ‘cemburu’ :
Cemburu adalah perasaan yang baru kukenal, baru pertama kali kualami. Ia adalah pendatang baru dalam register perasaanku. Sungguh ganjil rasa cemburu, sungguh berbeda rasa sakitnya. Di kepala, rasanya seperti disiram seember air es. Di mulut, rasanya seperti tergigit semut rambutan. Di dada, rasanya menggeletar.
Maka, tak salah jika sampul depan menggambarkan dua burung merpati bertengger pada pohon rindang.

Cinta di Dalam Gelas pun cukup memberi teka-teki. Ada empat tokoh manusia dalam gambar itu, dengan penampilan yang berbeda cukup mencolok. Gelasnya mana? Nanti anda pun akan dapat memahaminya setelah melahap isi novel kedua ini.
Kultur budaya masyarakat Melayu dipaparkan secara jujur pada Cinta di Dalam Gelas. Lewat secangkir kopi, Andrea menuturkan berbagai kebiasaan, sifat, gaya hidup hidup orang Melayu di sekitarnya. Tentu saja, ini merupakan hasil riset budaya yang ia lakukan itu. Hingga dikisahkan, Ikal memiliki Buku Besar Peminum Kopi.
Seperti pada tetralogi Laskar Pelangi, dengan tokoh utama Lintang, tokoh utama yang diceritakan pada Cinta di Dalam Gelas adalah Enong alias Maryamah Karpov. Perjuangannya untuk dihargai sebagai perempuan. Hingga perkenalannya pada olahraga catur karena keinginannya yang kuat untuk belajar
Berikan aku sesuatu yang paling sulit, aku akan belajar. (Maryamah)
Bagaimana dengan A Ling? Apa kabarnya gadis Tionghoa nan cantik itu? Ini mungkin dapat terus terang saya katakan bahwa kisah cinta Ikal dan A Ling menyisakan lagi-lagi pertanyaan yang belum terjawab. Sama seperti pada Maryamah Karpov. Kisah cinta mereka dikisahkan dengan tanggung pada dwilogi ini. Meski sesekali bumbu kisah percintaan mereka turut menyemarakan isi novel ini, tapi tetap saja, pada ending-nya kita tidak akan menemukan akhir yang jelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar