Sabtu, 15 September 2012

RESENSI PEREMPUAN KRAMAT TUNGGAK


PEREMPUAN-PEREMPUAN KRAMAT TUNGGAK

Judul               : Perempuan-perempuan Kramat Tunggak
Penulis             : Endang R. Sedyaningsih
Penerbit           : Kepustakaan Populer Gramedia
Edisi                : Desember 2010
Tebal               : 250+ Liv halaman
ISBN               : 978-979-0293-5

Nikah muda mempunyai kontribusi signifikan terhadap banyaknya perempuan pekerja seks komersial yang menghuni kompleks prostitusi. Macam itulah merupakan salah satu gambaran buku ini saat menjelaskan karakteristik PSK. PSK menyatakan pertama kali melangsungkan pernikahan pada usia 16 tahun. Akurasi angka usia masih bisa dipertanyakan mengingat kebiasaan masyarakat membeberkan bahwa janda muda tersebut mendudukijumlah terbanyak sebaagi penghuni kompleks.
Buku ini hendak menyatakan, pernikahan dini sangat rentan konflik tak teruraikan karena belum matangnya psikologi, mental, dan rohani pasangan sehingga perceraian menjadi menu cepat saji, secepat jalan keluar yang menyertainya salah satunya menjadi PSK.
Dunia PSK
Kramat Tunggal hanyalah semacan miniatur bagi kompleks prostitusi sejenisdi kawasan manapundi negeri ini. Selain usia, karakteristik lainyang diperiksa juga menyangkut latar belakang sosiodemografik muasal PSK, motivasi menjadi PSK, sikap mereka terhadap kesehatan reproduksi, dan lain-lain.
Karakteristik PSK ditulis sedemikian rinci, serinci penulisan perihal karakteristik para germo atau” orang tua asuh”, manajemen germo, ragam rumah bordil dalam lingkungan kompleks, serta karakteristik tamu yang bertandang.
Menyangkut motivasi menjadi PSK, setidaknya ada empat ragam: terpaksa karena keadaan, ikut arus, terdorong, frustasi , dan sekadarmencari nafkah yang ujungnya membedakan sikap masing-masing dalam menghadapi masa depan.
Bagi yang terpaksa, kebanyakan memiliki berapa target berapa lama mereka menghuni kompleks, sementara yang sekadar mencari nafkah lebih jelas targetnya. Bagi yang ikut arus, target rata-ratanya bakal mendapatkan jodoh, sementara yang didorong frutasi tak memiliki kejelasan target menjadi PSK.
Memang, kurang terjelaskan apakah perbedaan motivasi ini mempunyai korelasi dalam pemilihan ragam germo sekaligus jenis manajemen bordil, yan terdiri atas empat opla manajemen paternalistik, kekeluargaan, santai ( laissezfaire), dan murni bisnis.
Tak Terselesaikan
Buku ini bukanlah terjemahan dari disertasi bertajuk” Determinants of STD / AIDS- related Behavior of Female Commercial Sex Workers in Keramat Tunggak, Jakarta, Indonesia” yang membuahkan gelar doktor pertama bagi Enny untuk Publik Health Indonesia di Harvard School Public Health, Boston, AS.
Kecuali bahasa, gaya penulisannya juga lain: disertasi berbahasa ilmiah, PPKT menggunakan pola “ saya” yang bercerita layaknya catatan sebuah memo sehingga komunikasi dengan pembacanya memunculkan empati.
Dalam PPKT begitu banyak tambahan yang kian melengkapi : foto-foto, beberapa tulisan yang penuh sentuhan kemanusiaan, misalnya tentang para pacar seorang PSK, PSK yang bercita-cita menjadi germo, dan PSK kesurupan. Tambahan lainnya: catatabn epilog saat penulisnya melakukan kunjungan diam- diam atau incognito sebagai Menteri Kesehatan yang dilakukan Juli 2010, belasan tahun setelah penelitian itu.
Tergambarkan, dalam jarak lima menitan berkendara motor dari Islamic Center terhadap kmpleks transaksi seksual yang terhitung liar, yang justru sulit dideteksi keberadaan penyakit IMS untuk dicegah atau disembunyikan.
Dalam selipan boks tersendiri yang ditulis jurnalis Isye Soentoro, epilog Ketua Puskesmas Waipare, Kewapante, Nusa Tenggara Timur ( 1980-1983), ini mendapat penegasan Pela Pela, Rawa Malang, dan Koljem Marunda, komplek yang lebih tua usianya dibandingkan Kramat Tunggak, kini menjadi limpahan penghuni dari Kramat Tunggak yang semuanya liar.








PEREMPUAN-PEREMPUAN KRAMAT TUNGGAK

Judul               : Perempuan-perempuan Kramat Tunggak
Penulis             : Endang R. Sedyaningsih
Penerbit           : Kepustakaan Populer Gramedia
Edisi                : Desember 2010
Tebal               : 250+ Liv halaman
ISBN               : 978-979-0293-5

Nikah muda mempunyai kontribusi signifikan terhadap banyaknya perempuan pekerja seks komersial yang menghuni kompleks prostitusi. Macam itulah merupakan salah satu gambaran buku ini saat menjelaskan karakteristik PSK. PSK menyatakan pertama kali melangsungkan pernikahan pada usia 16 tahun. Akurasi angka usia masih bisa dipertanyakan mengingat kebiasaan masyarakat membeberkan bahwa janda muda tersebut mendudukijumlah terbanyak sebaagi penghuni kompleks.
Buku ini hendak menyatakan, pernikahan dini sangat rentan konflik tak teruraikan karena belum matangnya psikologi, mental, dan rohani pasangan sehingga perceraian menjadi menu cepat saji, secepat jalan keluar yang menyertainya salah satunya menjadi PSK.
Dunia PSK
Kramat Tunggal hanyalah semacan miniatur bagi kompleks prostitusi sejenisdi kawasan manapundi negeri ini. Selain usia, karakteristik lainyang diperiksa juga menyangkut latar belakang sosiodemografik muasal PSK, motivasi menjadi PSK, sikap mereka terhadap kesehatan reproduksi, dan lain-lain.
Karakteristik PSK ditulis sedemikian rinci, serinci penulisan perihal karakteristik para germo atau” orang tua asuh”, manajemen germo, ragam rumah bordil dalam lingkungan kompleks, serta karakteristik tamu yang bertandang.
Menyangkut motivasi menjadi PSK, setidaknya ada empat ragam: terpaksa karena keadaan, ikut arus, terdorong, frustasi , dan sekadarmencari nafkah yang ujungnya membedakan sikap masing-masing dalam menghadapi masa depan.
Bagi yang terpaksa, kebanyakan memiliki berapa target berapa lama mereka menghuni kompleks, sementara yang sekadar mencari nafkah lebih jelas targetnya. Bagi yang ikut arus, target rata-ratanya bakal mendapatkan jodoh, sementara yang didorong frutasi tak memiliki kejelasan target menjadi PSK.
Memang, kurang terjelaskan apakah perbedaan motivasi ini mempunyai korelasi dalam pemilihan ragam germo sekaligus jenis manajemen bordil, yan terdiri atas empat opla manajemen paternalistik, kekeluargaan, santai ( laissezfaire), dan murni bisnis.
Tak Terselesaikan
Buku ini bukanlah terjemahan dari disertasi bertajuk” Determinants of STD / AIDS- related Behavior of Female Commercial Sex Workers in Keramat Tunggak, Jakarta, Indonesia” yang membuahkan gelar doktor pertama bagi Enny untuk Publik Health Indonesia di Harvard School Public Health, Boston, AS.
Kecuali bahasa, gaya penulisannya juga lain: disertasi berbahasa ilmiah, PPKT menggunakan pola “ saya” yang bercerita layaknya catatan sebuah memo sehingga komunikasi dengan pembacanya memunculkan empati.
Dalam PPKT begitu banyak tambahan yang kian melengkapi : foto-foto, beberapa tulisan yang penuh sentuhan kemanusiaan, misalnya tentang para pacar seorang PSK, PSK yang bercita-cita menjadi germo, dan PSK kesurupan. Tambahan lainnya: catatabn epilog saat penulisnya melakukan kunjungan diam- diam atau incognito sebagai Menteri Kesehatan yang dilakukan Juli 2010, belasan tahun setelah penelitian itu.
Tergambarkan, dalam jarak lima menitan berkendara motor dari Islamic Center terhadap kmpleks transaksi seksual yang terhitung liar, yang justru sulit dideteksi keberadaan penyakit IMS untuk dicegah atau disembunyikan.
Dalam selipan boks tersendiri yang ditulis jurnalis Isye Soentoro, epilog Ketua Puskesmas Waipare, Kewapante, Nusa Tenggara Timur ( 1980-1983), ini mendapat penegasan Pela Pela, Rawa Malang, dan Koljem Marunda, komplek yang lebih tua usianya dibandingkan Kramat Tunggak, kini menjadi limpahan penghuni dari Kramat Tunggak yang semuanya liar.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar