Nama : Endhi Pujiana
Npm : 09410160
Kelas : 6D
Dimana Hati
Berlabuh?
Long distance itulah status
yang aku jalani sampai saat ini. Sudah 9 bulan 12 hari aku menjalin hubungan
dengan Hardiyoso, tepatnya hari Selasa, 16 Agustus 2011. Sama saat aku dalam
kandungan ibuku tercinta. Apa yang aku rasakan sampai saat ini hampir sama saat
aku berada dalam rahim ibu. Ya, kasih sayang yang aku dapat begitu luar biasa.
Dia selalu ada saat aku butuh, kapanpun itu. Dia sosok yang penyayang, supel,
jutek, cerdas, dan tegas. Berbeda denganku. Aku yang plin plan, jutek, kurang
tegas.
Dahulu,
dia tak lebih dari teman Sekolah Menengah Atas ( SMA). Hampir dua tahun aku
satu kelas dengannya. Awalnya pun aku menjalin hubungan ini dengan terpaksa.
Terpaksa untuk mencoba membuka hati dengannya. Setelah tiga bulan sebelum
dengannya berhasil di khianati laki-laki jebolan salah satu pondok pesantren di
Pati. Apakah cinta itu harus dipaksa? pertanyaan yang sempat terlintas di
pikiranku saat itu. Ternyata menjalin hubungan long distance bukan perkara mudah. Sering terjadi miss komunikasi, tetapi hal tersebut
juga tidak berlangsung lama. Dia yang selalu bersikap sabar denganku. Serasa
aku nyaman dengannya. Seperti dia yang sudah mengenal diriku sejak lahir.
Memahami aku seperti ibu memahamiku, menyayangi aku seperti ibu menyayangiku.
Bagi dia kebahagiaanku lebih penting dari segalanya. “ ay”, biasa dia
memanggil, “ Aku yakin kamu adalah tulang rusukku, aku ingin selalu melihatmu
tersenyum manis saat senang maupun sedih”, celotehnya saat seminggu setelah
kita jadian. Emmm… perasaanku jadi tidak karuan, bisikku dalam hati “ ya allah
kenapa dia begitu menyayangiku, padahal hati ini belum terukir namanya, ya
allah maafkan aku, apa aku membohongi perasaanku sendiri?” Langsung aku
berusaha menipis pikiran yang tidak karuan itu “ tidak, aku harus berusaha
memaksakan membuka hati ini untuk dia. Tiap hari tiap saat dia selalu berusaha
meyakinkan aku bahwa dia bisa membahagiakanku. Tiap hari selalu kata “ I Love You dan I Miss You” yang dia keluarkan dari hati yang paling dalam melalui
mulutnya bahkan dia mengharuskan aku untuk menjawabnya karena dia tahu
perasaanku padanya.
Pengorbanan
yang begitu besar membuatku lama-kelamaan luluh olehnya. Cewek mana yang tidak luluh
jika tiap hari dia selalu memberi perhatian, pengertian, dan kasih sayang yang
belum aku dapatkan sebelumnya dari seorang cowok. Meskipun jarak yang tidak
deket yaitu Semarang- Bekasi tetapi usahanya aku acungi jempol. Aslinya sih
Kragan, Rembang tetapi dia memutuskan untuk melanjutkan kuliah di UNISMA
jurusan olahraga. Dia ikut pamannya yang seorang TNI AD. Melanjutkan di bangku
perkuliahan bukanlah keinginannya, melainkan keinginan kakek dan neneknya. Dia
ingin melihat orang yang ia sayangi tersenyum meskipun hatinya tidak. Cowok
yang makin lama makin meluluhkan hatiku ini sosok yang sayang pada orang tua,
dan anak. Ini menambah nilai plus di mataku. Emm bisa jadi pertimbangan untuk
selanjutnya. Saat aku sendiri sering merenung, kenapa hati ini belum terukir
namanya. Nyaman, salut, bangga itu bukan balasan perasaanku padanya mungkin itu
rasa kagum aku. Yaaa aku selalu berdoa moga allah membukakan pintu hatiku untuk
dia, amin.
Intensitas
pertemuan hanya enam bulan sekali, waktu libur itu merupakan waktu yang sangat
berharga untuk kita berbincang-bincang, bertukar uneg-uneg yang berbulan bulan terpendam, mengenal karakter
masing-masing. Jika selama ini kita menjalin hubungan lewat dunia maya
istilahnya, nah saat ketemu seperti ini, Aku sedikit banyak tahu tentang dia.
November
pertengahan aku mencoba mendaftar menjadi Student Staff, alhamdulilah diterima.
Hanya 20 orang yang lolos dari 45 jumlah pendaftar. Selama satu bulan aku dan
teman-teman sepenanggungan berlatih mengelola perpustakaan. Tahap selanjutnya
diadakan seleksi lagi di ambil 10 dari 20 orang, dan alhamdulillah namaku
tercantum lagi mengelola perpustakaan.
Selama
dua bulan itu, entah karena kebiasaan atau apa, aku deket dengan salah satu
staff. Dia enggak ganteng sie tetapi orang sabar, jutek iya, dan nyebelin.
Tiba-tiba, dia datang senyusup begitu saja dalam keseharianku. Orange asyik di
ajak maen, easing going pokoknya. Tetapi terlalu serius karena usianya sudah
tidak ABG lagi. Suatu saat aku sedang ada masalah keluarga yang terlalu vulgar
jika aku berbagi dengan orang lain. Kejutekan aku mulai tampak saat menanggapi
permasalahan tersebut. Ternyata dia memahamiku, akhirnya aku cerita tentang
semua yang terjadi pada keluargaku. Dia yang merupakan orang asing berusaha
untuk membantu permasalahanku, memberi masukan, nasehat, dan akhirnya
kenyamanan yang aku peroleh. Tak tahu dapat kabar burung dari mana Yos
merasakan kalau aku sedang dekat dengan orang lain, diapun menelponku “ ay, aku
merasa sekarang kamu beda, aku nrawang
kalau kamu sedang dekat dengan orang dan orangnya serius ma kamu”, responku “
hahhh kox tahu?” dengan ekspresi kaget dan penasaran, dia tahu dari mana. Lalu
dia berpesan gini “ ay, aku sangat sayang sama kamu, tetapi kalau balasan kamu
seperti itu aku rela kox asal kamu bahagia. Maaf kalau aku nggak bisa
membahagiakanmu. Hati ini akan sakit tapi aku rela”. Terdiam lama, aku bingung
harus ngomong apa padanya. Tak ada suara dari kita berdua hingga setengah jam.
Kemudian aku menarik nafas yang panjang setelah melewati kebingungan dan
berusaha untuk mengambil keputusan. Lalu aku berceloteh, “ aku jujur padamu
kalau selama ini kamu belum ada ruang dihatiku, tapi aku minta padamu untuk
bersabar menunggu hati ini kuberikan padamu. Dan aku insyaallah konsekuen
dengan apa yang aku katakan. Selalulah berdoa moga allah membuka hatiku
untukmu, amin. Ya, aku akan bersabar ay, aku yakin kau pasti menjadi milikku.
Ya bersabar saja,” sahutku”. Itu suara terakhir karena teleponnya langsung
mati.
perfect
BalasHapusromantis
BalasHapus