Sabtu, 09 Februari 2013

cerpen


Nama   : Endhi Pujiana
Npm    : 09410160
Kelas   : 6D
Dimana Hati Berlabuh?
Long distance itulah status yang aku jalani sampai saat ini. Sudah 9 bulan 12 hari aku menjalin hubungan dengan Hardiyoso, tepatnya hari Selasa, 16 Agustus 2011. Sama saat aku dalam kandungan ibuku tercinta. Apa yang aku rasakan sampai saat ini hampir sama saat aku berada dalam rahim ibu. Ya, kasih sayang yang aku dapat begitu luar biasa. Dia selalu ada saat aku butuh, kapanpun itu. Dia sosok yang penyayang, supel, jutek, cerdas, dan tegas. Berbeda denganku. Aku yang plin plan, jutek, kurang tegas.
Dahulu, dia tak lebih dari teman Sekolah Menengah Atas ( SMA). Hampir dua tahun aku satu kelas dengannya. Awalnya pun aku menjalin hubungan ini dengan terpaksa. Terpaksa untuk mencoba membuka hati dengannya. Setelah tiga bulan sebelum dengannya berhasil di khianati laki-laki jebolan salah satu pondok pesantren di Pati. Apakah cinta itu harus dipaksa? pertanyaan yang sempat terlintas di pikiranku saat itu. Ternyata menjalin hubungan long distance bukan perkara mudah. Sering terjadi miss komunikasi, tetapi hal tersebut juga tidak berlangsung lama. Dia yang selalu bersikap sabar denganku. Serasa aku nyaman dengannya. Seperti dia yang sudah mengenal diriku sejak lahir. Memahami aku seperti ibu memahamiku, menyayangi aku seperti ibu menyayangiku. Bagi dia kebahagiaanku lebih penting dari segalanya. “ ay”, biasa dia memanggil, “ Aku yakin kamu adalah tulang rusukku, aku ingin selalu melihatmu tersenyum manis saat senang maupun sedih”, celotehnya saat seminggu setelah kita jadian. Emmm… perasaanku jadi tidak karuan, bisikku dalam hati “ ya allah kenapa dia begitu menyayangiku, padahal hati ini belum terukir namanya, ya allah maafkan aku, apa aku membohongi perasaanku sendiri?” Langsung aku berusaha menipis pikiran yang tidak karuan itu “ tidak, aku harus berusaha memaksakan membuka hati ini untuk dia. Tiap hari tiap saat dia selalu berusaha meyakinkan aku bahwa dia bisa membahagiakanku. Tiap hari selalu kata “ I Love You dan I Miss You” yang dia keluarkan dari hati yang paling dalam melalui mulutnya bahkan dia mengharuskan aku untuk menjawabnya karena dia tahu perasaanku padanya.
Pengorbanan yang begitu besar membuatku lama-kelamaan luluh olehnya. Cewek mana yang tidak luluh jika tiap hari dia selalu memberi perhatian, pengertian, dan kasih sayang yang belum aku dapatkan sebelumnya dari seorang cowok. Meskipun jarak yang tidak deket yaitu Semarang- Bekasi tetapi usahanya aku acungi jempol. Aslinya sih Kragan, Rembang tetapi dia memutuskan untuk melanjutkan kuliah di UNISMA jurusan olahraga. Dia ikut pamannya yang seorang TNI AD. Melanjutkan di bangku perkuliahan bukanlah keinginannya, melainkan keinginan kakek dan neneknya. Dia ingin melihat orang yang ia sayangi tersenyum meskipun hatinya tidak. Cowok yang makin lama makin meluluhkan hatiku ini sosok yang sayang pada orang tua, dan anak. Ini menambah nilai plus di mataku. Emm bisa jadi pertimbangan untuk selanjutnya. Saat aku sendiri sering merenung, kenapa hati ini belum terukir namanya. Nyaman, salut, bangga itu bukan balasan perasaanku padanya mungkin itu rasa kagum aku. Yaaa aku selalu berdoa moga allah membukakan pintu hatiku untuk dia, amin.
Intensitas pertemuan hanya enam bulan sekali, waktu libur itu merupakan waktu yang sangat berharga untuk kita berbincang-bincang, bertukar uneg-uneg yang berbulan bulan terpendam, mengenal karakter masing-masing. Jika selama ini kita menjalin hubungan lewat dunia maya istilahnya, nah saat ketemu seperti ini, Aku sedikit banyak tahu tentang dia.
November pertengahan aku mencoba mendaftar menjadi Student Staff, alhamdulilah diterima. Hanya 20 orang yang lolos dari 45 jumlah pendaftar. Selama satu bulan aku dan teman-teman sepenanggungan berlatih mengelola perpustakaan. Tahap selanjutnya diadakan seleksi lagi di ambil 10 dari 20 orang, dan alhamdulillah namaku tercantum lagi mengelola perpustakaan.
Selama dua bulan itu, entah karena kebiasaan atau apa, aku deket dengan salah satu staff. Dia enggak ganteng sie tetapi orang sabar, jutek iya, dan nyebelin. Tiba-tiba, dia datang senyusup begitu saja dalam keseharianku. Orange asyik di ajak maen, easing going pokoknya. Tetapi terlalu serius karena usianya sudah tidak ABG lagi. Suatu saat aku sedang ada masalah keluarga yang terlalu vulgar jika aku berbagi dengan orang lain. Kejutekan aku mulai tampak saat menanggapi permasalahan tersebut. Ternyata dia memahamiku, akhirnya aku cerita tentang semua yang terjadi pada keluargaku. Dia yang merupakan orang asing berusaha untuk membantu permasalahanku, memberi masukan, nasehat, dan akhirnya kenyamanan yang aku peroleh. Tak tahu dapat kabar burung dari mana Yos merasakan kalau aku sedang dekat dengan orang lain, diapun menelponku “ ay, aku merasa sekarang kamu beda, aku nrawang kalau kamu sedang dekat dengan orang dan orangnya serius ma kamu”, responku “ hahhh kox tahu?” dengan ekspresi kaget dan penasaran, dia tahu dari mana. Lalu dia berpesan gini “ ay, aku sangat sayang sama kamu, tetapi kalau balasan kamu seperti itu aku rela kox asal kamu bahagia. Maaf kalau aku nggak bisa membahagiakanmu. Hati ini akan sakit tapi aku rela”. Terdiam lama, aku bingung harus ngomong apa padanya. Tak ada suara dari kita berdua hingga setengah jam. Kemudian aku menarik nafas yang panjang setelah melewati kebingungan dan berusaha untuk mengambil keputusan. Lalu aku berceloteh, “ aku jujur padamu kalau selama ini kamu belum ada ruang dihatiku, tapi aku minta padamu untuk bersabar menunggu hati ini kuberikan padamu. Dan aku insyaallah konsekuen dengan apa yang aku katakan. Selalulah berdoa moga allah membuka hatiku untukmu, amin. Ya, aku akan bersabar ay, aku yakin kau pasti menjadi milikku. Ya bersabar saja,” sahutku”. Itu suara terakhir karena teleponnya langsung mati.

                                                                       




2 komentar: