BAB
II
ANALISIS
KESALAHAN BERBAHASA PADA SKRIPSI BERJUDUL “PEMBELAJARAN NILAI PENDIDIKAN PADA
NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN” OLEH ANGGA ARIS TANTO /
09410149 / 7A
A. Latar
Belakang Masalah
Karya sastra merupakan cerminan kehidupan manusia.
Berbagai peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia dapat diungkapkan
melalui karya sastra. Karya sastra adalah
perlukisan kehidupan hasil pengamatan pengarang atas kehidupan
sekitarnya. Dengan karyanya, sastrawan berusaha mengungkapkan makna hidup dan
kehidupan sebagaimana yang terungkap oleh mata batinnya. Karya sastra pada
umumnya berisi tentang permasalahan yang melengkapi kehidupan
manusia.
Karya
sastra hadir berdasarkan hasil ciptaan manusia yang mengekspresikan fikiran,
pemahaman dan tanggapan perasaan penciptanya tentang hakikat
kehidupan dengan menggunakan bahasa yang imajinatif dan emosional. Sebagai
hasil karya imajinatif, sastra selain berfungsi sebagai hiburan yang
menyenangkan, juga berguna untuk menambah pengalaman batin bagi para
pembacanya. Sebuah karya sastra yang baik tidak hanya dipandang sebagai
rangkaian kata, tetapi juga ditentukan oleh makna yang terkandung di dalamnya
dan dapat memberikan pesan yang positif bagi pembacanya (Endraswara, 2008:160).
Karya sastra sebagai hasil kehidupan
mengandung berbagai macam nilai, antara lain nilai-nilai pendidikan,
sosial, filosofi, religi dan sebagainya. Nilai-nilai tersebut melebur dalam
suatu karya sastra, meskipun demikian tidak semua karya sastra mengandung
nilai-nilai yang positif yang dapat berguna bagi kehidupan manusia. Salah satu
nilai yang bermanfaat bagi kehidupan manusia adalah nilai pendidikan.
Ada berbagai bentuk karya astra, yaitu berupa novel, cerita pendek,
drama, serta puisi. Salah satu karya sastra yang
banyak diminati oleh masyarakat adalah novel. Sebuah novel yang hadir dihadapan pembaca
adalah sebuah totalitas yang akan menyebabkan novel tersebut menjadi sebuah
karya sastra yang bermakna dan hidup. Novel merupakan sebuah karya sastra yang
imajinatif. Novel adalah cerita rekaan yang
panjang, yang mengetengahkan tokoh-tokoh dan menampakkan serangkain peristiwa
dan latar secara terstruktur
(Noor, 2004: 26).
Novel
merupakan perpaduan antara fungsi menghibur dan menyampaikan nasehat. Tidak
hanya menghibur, Novel juga dapat memberikan pengalaman wawasan bagi pembaca dan
dapat menjadi media penyampaian nasehat tentang
nilai-nilai pendidikan oleh pengarang yang disampaikan secara implisit melalui
cerita. Novel pada dasarnya mempunyai hakekat yang sama dengan karya sastra,
karena novel merupakan bagian dari karya sastra.
Melalui
analisis unsur-unsur intrinsik yang berupa tokoh, penokohan dan latar inilah
maka nilai-nilai pendidikan akan lebih terlihat. Pembaca akan mengetahui nilai
pendidikan dalam suatu novel jika dia benar-benar memahami unsur-unsur
intrinsik tersebut. Nilai pendidikan tersebut tercermin pada karakter yang
ditunjukan oleh tokoh di dalam sebuah cerita, dapat juga berupa dialog antar
tokoh.
Kehadiran novel memberi pengaruh terhadap nilai-nilai yang luhur.
Berbagai nilai dapat ditemukan dalam sebuah novel, seperti nilai pendidikan.
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Pendidikan tidak hanya
dipandang sebagai usaha pemberian informasi dan pembentukan ketrampilan
saja, namun diperluas sehingga mencakup usaha untuk
mewujudkan keinginan, kebutuhan, dan kemampuan individu sehingga tercapai pola
hidup pribadi dan sosial yang memuaskan. Pendidikan bukan semata-mata sebagai
sarana untuk persiapan kehidupan yang akan datang tetapi juga kehidupan anak
sekarang yang sedang mengalami perkembangan menuju kedewasaan (Hadikusumo,
1996: 21).
Pemahaman
nilai pendidikan menjadi hal yang penting karena dapat meningkatkan karakter,
moral dan budi pekerti serta dalam rangka pembentukan aklak generasi
muda yang berbudaya, sehingga dapat mewujudkan manusia yang berilmu, berakhlak
dan berbudaya tinggi. Karena pentingnya pemahaman nilai pendidikan, maka
pemahaman nilai pendidikan harus diterapkan dalam pembelajaran disekolah.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut perlu
adanya penyajian novel yang berkualitas dimana novel tersebut tidak hanya
mengandung unsur hiburan saja tetapi juga berisi nilai-nilai luhur yang dapat
dijadikan pandangan hidup bagi pembacanya.
Pembelajaran
akan pemahaman nilai pendidikan dalam karya sastra akan menjadi efektif jika
diterapkan pada siswa SMA, karena masa remaja adalah masa dimana seseorang
rawan akan tindakan negatif, masa dimana mereka mencari jati diri dan ingin
mencoba hal-hal yang baru. Oleh karena itu pemahaman mengenai nilai pendidikan
sangat penting bagi mereka.
Seperti
yang dikatakan Jarolimek (dalam Zuriah, 2007:18) bahwa pendidikan budi pekerti
merupakan program pengajaran disekolah yang bertujuan mengembangkan watak atau
tabiat siswa dengan cara menghayati nilai-nilai dan keyakinan masyarakat
sebagai kekuatan moral dalam hidupnya melalui kejujuran, dapat dipercaya,
disiplin, dan kerja sama. Dengan demikian pendidikan budi pekerti sangat
berguna untuk membangun karakter pribadi seseorang, apalagi sekarang pendidikan
karakter sangat di utamakan dalam lingkup pendidikan di sekolah baik
melalui pengajaran maupun hal-hal lain.
Pembelajaran
yang akan diterapkan dari penelitian ini berfokus pada pembelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia, yang akan disesuaikan dengan silabus khususnya kelas XI,
semester 1, dengan Standar Kompetensi : Membaca. Pada Kompetensi Dasar : 7. 2
Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/novel
terjemahan. Pembelajaran yang ingin ditekankan adalah pemahaman nilai pendidikan
yang terdapat dalam novel Daun yang Jatuh
Tak Pernah Membenci Angin Karya Tere Liye. Melalui analisis unsur-unsur
intrinsik yang antara lain adalah tokoh, penokohan dan latar inilah akan
diketahui nilai-nilai yang terkandung dalam novel. Melalui dialog dalam
penokohan maka akan diketahui karakter yang ditampilkan oleh tokoh, karakter
tersebut memang ditampilkan secara bervariasi tergantung dari si penulis novel.
Karakter yang bernilai positif dapat memberi pembelajaran bagi pembaca tentang
nilai-nilai yang mendidik. Nilai-nilai pendidikan tersebut merupakan unsur
ekstrinsik yang secara nyata membangun dan terdapat di dalam novel. Oleh
karena itu agar nilai pendidikan dapat dipahami oleh peserta didik, maka
sebelum mengetahui nilai pendidikan terlebih dahulu menganalisis unsur-unsur
intrinsik dan ekstrinsik, karena nilai pendidikan yang terdapat dalam novel
sangat erat hubunganya dengan unsur intrinsik maupun ekstrinsik.
Pembelajaran tersebut tentunya akan disesuaikan dengan Kompetensi Dasar dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia.
Kegiatan
survei atau pengamatan awal mengenai pembelajaran novel di SMA 1 Bulakamba
Brebes memang sudah cukup baik. Akan tetapi dalam hal menganalisis unsur
intrinsik dan ekstrinsik novel terkadang peserta didik merasa jenuh. Hal
yang membuat peserta didik jenuh adalah cara guru dalam mengajar menggunakan
metode pembelajaran klasikal yang cenderung monoton dan tidak memperhatikan
kompetensi setiap peserta didik, sehingga seolah – oleh guru tidak
memperdulikan mana siswa yang aktif dan siswa yang pasif.
Metode
klasikal juga tidak melatih siswa untuk mandiri dalam menemukan konsep-konsep
yang mereka butuhkan. Metode pembelajaran tersebut kurang efektif karena semua
peserta didik dianggap mempunyai kompetensi yang sama oleh pendidik. Oleh
karena itu diharapkan dengan penggunaan metode pembelajaran discovery serta dengan novel bertemakan
dunia remaja yang mengandung nilai pendidikan, pembelajaran tentang analisis
novel dapat meningkatkan minat belajar siswa, setidaknya dapat menghilangkan
kejenuhan siswa dan memberi variasi dalam pembelajaran serta merealisasikan
nilai pendidikan yang mereka pahami dalam novel.
Di
dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, tujuannya adalah
agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien serta mengena pada tujuan
yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus
menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar
(Roestiyah, 2001:1).
Salah
satu metode pembelajaran yang bisa digunakan adalah metode discovery. Ditinjau
dari kata-katanya, maka “discover” berarti menemukan, dan “discovery” adalah
penemuan. Jadi seseorang dikatakan melakukan “discovery” bila anak tersebut
terlihat menggunakan proses mentalnya dalam usaha menemukan konsep-konsep atau
prinsip-prinsip. Kegiatan pembelajaran yang bisa dilakukan misalnya, mengamati,
menggolong-golongkan, mengukur, menduga mengambil kesimpulan (Sudaryo,1991:59).
Sejalan dengan itu Roestiyah (2001:20) menegaskan “metode discovery adalah
proses mental dimana siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau prinsip. Metode discovery berpusat pada
keaktivan siswa”.
Metode discovery merupakan komponen dari
praktek pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar
aktif, beroreientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan
reflektif. Penggunaan model discovery menempatkan siswa sebagai subyek dan guru
sebagai fasilitator, motivator dan moderator dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran dengan model discovery memberi kesempatan kepada siswa untuk
terlibat secara langsung pada saat proses pembelajaran. Dengan demikian maka
metode discovery adalah metode mengajar yang mempergunakan teknik
penemuan dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini siswa lebih aktif dalam
menemukan konsep yang telah diberikan oleh guru.
Tere
Liye adalah seorang penulis novel berbahasa indonesia. Beliau lahir pada
tanggal 21 Mei 1979 di Tandaraja, kota Palembang. Telah menghasilkan 14 buah
novel. Tere Liye merupakan nama pena dari seorang novelis yang diambil dari
bahasa India dengan arti : untuk-Mu. Nama asli dari Tere Liye adalah Darwis.
Beliau memiliki istri bernama Riski Amelia, dan sudah mempunyai satu anak yang
bernama Abdullah Pasai. Tere Liye lahir dan besar di pedalaman sumatera,
hanya berasal dari keluarga petani biasa, dia adalah anak keenam dari tujuh
bersaudara. Pendidikan formal mulanya di tempuh di SD Negeri 2 Kikim Timur
(Sumatera Selatan), setelah itu dia melanjutnya pendidikanya di SMP Negeri 2
Kikim Timur (Sumatera Selatan) dan di SMU Negeri 9 Bandar Lampung. Setelah
lulus SMA beliau melanjutkan pendidikanya di Universitas Indonesia (UI) di
Fakultas Ekonomi.
Kiprah
Tere Liye di dunia menulis patut diacungi jempol. Hampir semua karyanya
mendapat tempat di hati masyarakat, tak heran jika namanya tidak asing di
kalangan penikmat karya sastra. Berikut adalah daftar buku yang sudah
diciptakan oleh Tere Liye :
1. Daun yg Jatuh Tak
Pernah Membenci Angin (Gramedia Pustaka Umum, 2010)
2. Pukat (Penerbit
Republika, 2010)
3. Burlian (Penerbit
Republika, 2009)
4. Hafalan Shalat
Delisa (Republika, 2005)
5. Moga Bunda Disayang
Allah (Republika, 2007)
6. Bidadari-Bidadari
Surga (Republika, 2008)
7. The Gogons Series:
(Gramedia Pustaka Umum, 2006)
8. Sang Penandai
(Serambi, 2007)
9. Rembulan Tenggelam
Di Wajahmu (Grafindo, 2006; Republika 2009)
10. Mimpi-Mimpi Si
Patah Hati (AddPrint, 2005)
11. Cintaku Antara
Jakarta & Kuala Lumpur (AddPrint, 2006)
12. Senja Bersama Rosie
(Grafindo, 2008).
Tampaknya
Tere liye tidak ingin dikenal oleh pembacanya. Hal itu terlihat dari sedikitnya
informasi yang pembaca dapat melalui bagian "tentang penulis" yang
terdapat pada bagian belakang sebuah novel. Lumayan sulit ketika mencari tahu
tentang Tere liye. Tere tidak seperti penulis lain yang biasanya memasang foto,
contact person, profil lengkap pada setiap bukunya sehingga ketika buku/novel
tersebut meledak biasanya langsung membuat penulis tersebut terkenal. Padahal
novel-novel karya tere liye terbilang sukses di pasaran. Alasan utamanya adalah
Tere ingin mempersembahkan karya terbaiknya dengan sederhana dan tulus
(http://sorayaagustina.blogspot.com, diakses Jumat, 20 April 2012).
Semua
novel Tere Liye memiliki cerita yang unik dengan mengutamakan pengetahuan,
moral, dan agama. Penyampaian cerita tentang keluarga, moral, Islam, dakwah pun
sangat mengena tanpa membuat pembaca nya merasa digurui.
Analisis
Kesalahan berbahasa
1.
Aspek
Fonologis
Kaidah
dalam aspek fonologis meliputi penulisan huruf, pelafalan (pengucapan), danpengakroniman.Penulisan
huruf menyangkut abjad, vokal, konsonan, diftong,
persukuan,dannamadiri.Pelafalan atau pengucapan huruf juga termasuk hal penting
dalam fonologis.
Contoh
dari analisis dalam skripsi tersebut adalah
(
tidak Baku) ( Baku )
1.
nasehat Nasihat
2.
fikiran, Pikiran
3.
ketrampilan
Keterampilan
4.
aklak Akhlak
2.
Aspek
Morfologis
Aspek
morfologis ini menyangkut kata, baik pengimbuhan (afiksasi) penggabungan,
pemenggalan, penulisan, maupun penyesuaian kosa kata asing. Kata dasar, kata
turunan, kata ulang, gabungan kata-kata ganti, kata depan, kata si dan sang,
partikel, penulisan unsur serapan, tanda baca, penulisan angka dan bilangan
sangat penting untuk diperhatikan dalam ragam baku bahasa Indonesia. Kata dasar
ditulis sebagai satu satuan. Kata turunan ditulis dengan beberapa ketentuan.
Contoh
dari analisis dalam skripsi tersebut sebagai berikut:
(
Salah) ( Benar )
Disekolah Di Sekolah
dihadapan
Di hadapan
pembaca nya Pembacanya
di utamakan Diutamakan
3.
Aspek Sintaksis
Dalam
ragam bahasa baku aspek sintaksis ini meliputi frase, klausa, dan kalimat.
Frase dan klausa merupakan bagian dari kalimat. Kalimat dikatakan baik apabila
memiliki kesatuan pikiran/makna (kohesi) dan terdapat kesatuan bentuk
(koherensi) di antara unsur-unsurnya. Begitu pula, kalimat dikatakan sempurna
apabila mampu berdiri sendiri terlepas dari konteksnya, dan mudah dipahami
maksudnya.
Contoh
dari analisis dalam skripsi tersebut adalah
dan
dapat menjadi ( tidak efektif )
Dapat
menjadi ( Efektif )
Novel
merupakan sebuah karya sastra yang imajinatif. Novel
adalah cerita rekaan yang panjang, yang mengetengahkan tokoh-tokoh dan
menampakkan serangkain peristiwa dan latar secara terstruktur ( Tidak efektif )
Novel merupakan sebuah karya sastra
yan imajinatif, yaitu cerita rekaan yang panjang, yang menegetengahkan tokoh –
tokoh dan menampakan sserangkaian peristiwa dan latr secara terstruktur (
Efektif
Oleh
karena itu agar nilai pendidikan dapat dipahami oleh peserta didik, maka
sebelum mengetahui nilai pendidikan terlebih dahulu menganalisis unsur-unsur
intrinsik dan ekstrinsik, karena nilai pendidikan yang terdapat dalam novel
sangat erat hubunganya dengan unsur intrinsik maupun ekstrinsik.
( Tidak efektif )
Oleh karena itu, agar nilai
pendidikan dapat dipahami peserta didik, maka siswa harus lebih dahulu
menganalisis unsure intrinsik dan ekstrinsiknya. Hal ini dikarenakan nilai
pendidikan yang terdapat dalam novel sangat erat hubungannya dengan unsure
ekstrinsik
BAB III
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA
SKRIPSI BERJUDUL “PENGARUH KEMANDIRIAN SISWA TERHADAP KEBERHASILAN PENDIDIKAN
KARAKTER DAN BUDAYA BANGSA PADA SISWA KELAS VII SMPLB NEGERI JEPARA TAHUN
PELAJARAN 2010/ 2011” OLEH SILVIANI ARIANI
1. Salah
: Setiap individu mendambakan dirinya lahir dalam keadaan normal, tetapi anak
berkebutuhan harus khusus menerima
kenyataan hidupnya yang kekurangan, tetapi mereka berhak mendapat pendidikan
yang layak, termasuk pendidikan karakter.
Benar : Setiap individu mendambakan
dirinya lahir dalam keadaan normal, tetapi anak yang berkebutuhan khusus harus
bisa menerima kenyataan hidupnya yang mengalami kekurangan. Akan tetapi mereka
berhak mendapat pendidikan yang layak, termasuk pendidikan karakter.
2. Salah : Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“apakah kemandirian dapat mempengaruhi keberhasilan pendidikan karakter dan
budaya bangsa pada siswa kelas VIII SMPLB Negeri Jepara tahun pelajaran2010/2011” Tujuan penelitian
ini untuk …
Benar : Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“apakah kemandirian dapat mempengaruhi keberhasilan pendidikan karakter dan
budaya bangsa pada siswa kelas VIII SMPLB Negeri Jepara tahun pelajaran 2010/
2011”. Tujuan penelitian ini untuk …
3. Salah : … dimulai bulan Januari tahun2011. Fokus penelitian nya adalah kemandirian siswa kelas VIII SMPLB Negeri
Jepara terhadap keberhasilan pendidikan karakter dan budaya bangsa dengan indicator factor intern, factor
keluarga, tata tertib sekolah, dan sarana prasarana sekolah.
Benar : …
dimulai bulan Januari tahun 2011. Fokus penelitiannya adalah kemandirian siswa
kelas VIII SMPLB Negeri Jepara terhadap keberhasilan pendidikan karakter dan
budaya bangsa dengan indicator yaitu faktor intern, keluarga, tata tertib
sekolah, dan sarana prasarana sekolah.
4. Salah : Adapun Metodologi
dalam penelitian ini menggunakan penelitian diskriptif kualitatif karena data yang dikumpulkan berupa
kata-kata, kalimat, pencatatan dokumen maupun arsip yang memiliki arti yang sangat lebih dari sekedar angka
atau frekuensi.
Benar
: Adapun metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskritif
kualitatif, karena data yang dikumpulkan berupa kata-kata, kalimat, pencatatan
dokumen maupun arsip yang memiliki arti lebih dari sekadar angka atau
frekuensi.
5. Salah : Hasil penelitian : dengan memperhatikan factor
intern, keluarga, tata tertip,
dan sarana prasarana, guru melakukan, mengajari, dan membimbing
siswa dapat mandiri sehingga dapat
mengimplementasikan pendidikan karakter dan budaya bangsa di lingkungan
sekolah.
Benar : Hasil penelitian ini dilakukan dengan
memperhatikan faktor intern, keluarga, tata tertib, dan sarana prasarana. Guru
bertindak mengajari dan membimbing siswa agar dapat mandiri. Sehingga dapat
mengimplementasikan pendidikan karakter dan budaya bangsa di lingkungan
sekolah.
6. Salah : Kesimpulan
: factor intern/bawaan,
keluarga, tata tertip, dan faktor sarana prasarana sangat mempengaruhi tingkat
kemandirian siswa, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi dan trampil dan berada dilingkungan
keluarga yang membiasakan hidup
mandiri akan mudah mencapai tingkat kemandirian yang diharapkan, begitu juga tata tertip dan sarana
prasarana sekolah yang memadahi dapat membantu dan mendorong siswa untuk
mandiri.
Benar : Simpulannya adalah faktor intern atau faktor
bawaan, keluarga, tata tertib, dan sarana prasarana sangat mempengaruhi tingkat
kemandirian siswa. Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi dan terampil
yang berada dilingkungan keluarga mampu membiasakan hidup mandiri, sehingga
akan mudah mencapai tingkat kemandirian yang diharapkan. Demikian juga tata
tertib dan sarana prasarana sekolah yang memadai dapat membantu dan mendorong
siswa untuk mandiri.
7. Salah : Saran : Sebenarnya, mandiri tidak hanya
dalam kegiatan belajar saja sebab setiap
kegiatan membutuhkan tingkat kemandirian yang tinggi agar dapat berhasil. orang tua hendaknya selalu
memperhatikan perkembangan sikap kemandirian anaknya, begitu juga guru harus
selalu meningkatkan pelayanan terhadap siswa SMPLB Negeri Jepara, khususnya
meningkatkan kemandirian siswa sehingga pendidikan karakter dan budaya bangsa
dapat tercapai secara maksimal.
Benar : Sebenarnya adalah mandiri tidak hanya dalam
kegiatan belajar saja, tetapi setiap kegiatan membutuhkan tingkat kemandirian.
Orang tua hendaknya selalu memperhatikan perkembangan kemandirian anaknya. Guru
harus selalu meningkatkan pelayanan terhadap siswanya. Sehingga pendidikan
karakter dan budaya bangsa dapat tercapai secara maksimal.
8. Salah : Keluarga merupakan wadah pendidikan yang
sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan kemandirian anak, oleh karena itu pendidikan anak tidak dapat dipisahkan dari
keluarganya karena keluarga merupakan tempat pertama kali anak belajar
menyatakan diri sebagai mahkluk sosial dalam berinteraksi dengan kelompoknya.
Benar : Keluarga merupakan wadah pendidikan yang
sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan kemandirian anak. Pendidikan anak
tidak dapat dipisahkan dari keluarganya karena keluarga merupakan tempat
pertama kali anak belajar menyatakan diri sebagai makhluk sosial dalam
berinteraksi dengan kelompoknya.
9.
Salah : Orang Tua memegang peranan utama dan pertama bagi pendidikan anak, mengasuh, membesarkan
dan mendidik anak merupakan tugas mulia yang tidak lepas dari berbagai halangan
dan tantangan, sedangkan guru disekolah merupakan pendidik yang kedua setelah
orang tua di rumah.
Benar : Orang tua memiliki peranan utama dalam
mendidik, mengasuh, dan membesarkan anak. Mendidik anak merupakan tugas mulia
yang tidak lepas dari berbagai rintangan. Sedangkan guru merupakan pendidik
kedua setelah orang tua.
10. Salah : Pada umumnya
murid atau siswa adalah merupakan insan yang masih perlu dididik atau diasuh oleh orang yang lebih dewasa dalam hal ini
adalah ayah dan ibu, jika orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama
ini tidak berhasil meletakkan dasar kemandirian maka akan sangat berat untuk berharap sekolah mampu membentuk siswa atau
anak menjadi mandiri.
Benar : Pada dasarnya anak merupakan insan yang
masih perlu didikan dari orang tuanya. Jika orang tua sebagai pendidik yang
pertama dan utama tidak berhasil meletakkan dasar kemandirian, maka belum tentu
sekolah mampu membentuk anak menjadi mandiri.
BAB
IV
ANALISIS
KESALAHAN BERBAHASA PADA SKRIPSI BERJUDUL “PENANGANAN PELANGGARAN TATA TERTIB
SISWA DI SMP NEGERI 2 TEGOWANU KECAMATAN TEGOWANU KABUPATEN GROBOGAN” OLEH
AMALIA PERMATA
1. Salah : Skripsi yang berjudul“Penanganan Pelanggaran Tata Tertib Siswa Di SMP Negeri 2
Tegowanu Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan”. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional dalam pasal 3 bahwa
pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Benar : Skripsi yang berjudul “Penanganan
Pelanggaran Tata Tertib Siswa Di SMP Negeri 2 Tegowanu Kecamatan Tegowanu
Kabupaten Grobogan”. Menurut UU No.20 pasal 3 tahun 2003 tentang pendidikan
nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
2. Salah : …. demokratis serta bertanggung jawab.Permasalahan utama yang dikaji
dalam penelitian ini adalah 1)
Bagaimanakah penanganan pelanggaran tata tertib siswa di SMP N 2 Tegowanu? 2) Bagaimanakah tanggapan siswa
terhadap upaya penanganan pelanggaran tata tertib yang dilakukan oleh pihak
sekolah di SMP N Tegowanu? Tujuan dalam penelitian ini adalah 1) untuk mendapatkan gambaran tentang upaya penganan pelanggaran tata
tertib yang dilakukan oleh pihak sekolah di SMP Negeri 2 Tegowanu 2)
Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap upaya penanganan pelanggaran tata
tertib yang dilakukan oleh pihak sekolah di SMP Negeri 2 Tegowanu.
Benar : …. demokratis serta bertanggung jawab.
Permasalahan utama yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimanakah
penanganan pelanggaran tata tertib siswa di SMP Negeri 2 Tegowanu? dan
bagaimanakah tanggapan siswa terhadap upaya penanganan pelanggaran tata tertib
yang dilakukan oleh pihak sekolah di SMP Negeri Tegowanu? Tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang upaya penganan
pelanggaran tata tertib yang dilakukan oleh pihak sekolah di SMP Negeri 2
Tegowanu dan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap upaya penanganan
pelanggaran tata tertib yang dilakukan oleh pihak sekolah di SMP Negeri 2
Tegowanu.
3. Salah : Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Penanganan penanganan tata tertib
siswa di SMP Negeri 2 Tegowanu Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan tata tertib siswa di SMP Negeri 2 Tegowanu
termasuk dalam kategori kurang tertib, hal ini dikarenakan masih sering
dijumpai terjadi pelanggaran dari tingkat ringan sampai tingkat berat seperti
tidak mengenakan ikat pinggang, tidak masuk tanpa surat ijin, terlambat masuk
sekolah, merokok, melakukan pemalakan, dan berkelahi.
Benar : Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa penanganan tata tertib siswa di SMP Negeri 2 Tegowanu
Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan termasuk dalam kategori kurang tertib.
Hal ini dikarenakan masih dijumpai terjadi pelanggaran dari tingkat ringan
sampai tingkat berat seperti tidak mengenakan ikat pinggang, tidak masuk tanpa
surat izin, terlambat masuk sekolah, merokok, melakukan pemalakan, dan
berkelahi.
4.
Salah : Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tata tertib di sekolah antara lain adalah pemahaman siswa terhadap tata
tertib, siakp guru, proses pendidikan siswa di rumah dan kondisi lingkungan.
Benar : Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tata
tertib di sekolah adalah pemahaman siswa terhadap tata tertib, sikap guru,
proses pendidikan siswa di rumah dan kondisi lingkungan.
5. Salah : Tanggapan dari siswa terhadap penanganan
yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk
menangani siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib beraneka ragam, mulai dari siswa yang berpendapat bahwa penanganan dari sekolah
sudah tepat atau cukup baik untuk mencegah terjadinya pelanggaran, siswa berpendapat bahwa penanganan
pelanggaran tata tertib yang tidak tepat untuk mencegah terjadinya pelanggaran
dan siswa berpendapat tidak tau mengenai penanganan yang dilakukan oleh
sekolah.
Benar : Tanggapan dari siswa terhadap penanganan
yang dilakukan oleh pihak sekolah beraneka ragam, terdapat siswa yang
berpendapat bahwa penanganan dari sekolah sudah tepat atau cukup baik untuk
mencegah terjadinya pelanggaran, penanganan pelanggaran tata tertib yang tidak
tepat untuk mencegah terjadinya pelanggaran dan ada pula yang berpendapat tidak
tahu mengenai penanganan yang dilakukan oleh sekolah.
BAB V
PENUTUP
Best casino site – Vivo Casino
BalasHapusLooking for the best หาเงินออนไลน์ casino site? Check our reviews and try our free slots 인카지노 games to win real cash. ✓ Best Slots Casino Sites. ✓ Best Online Casino Bonuses. 카지노사이트